iasanya,
ketika penyakit masih bisa diatasi dengan obat-obatan biasa, para pasien tidak
banyak yang berdoa. Ketika terkena penyakit yang susah disembuhkan atau walaupun
ada obatnya, tapi harus ditebus dengan harga yang sangat mahal atau tidak
terjangkau, maka mulailah pasien dan keluarganya yang sebelumnya malas berdoa,
tiba-tiba menjadi rajin berdoa. Itu suatu hal yang manusiawi dan wajar. Berdoa dalam berbagai agama dan keyakinan
sudah banyak dilakukan untuk mendoakan orang sakit.
Riset
tentang manfaat berdoa pertama kali dilakukan dengan serius tahun 1872 oleh
sepupu Charles Darwin yang benama Sir Francis Galton.[i] Riset
menunjukkan berdoa memang membuat pasien menjadi lebih baik dan sakitnya
menjadi berkurang. "Agama Yahudi,
Kristen, Islam, dan Budha - setiap agama percaya dalam doa untuk
kesembuhan," kata Paul Parker, seorang profesor Teologi dan Agama di
Universitas Elmhurst yang berlokasi di luar Chicago. "Ada yang menyebutnya doa, ada yang menyebutnya membersihkan
pikiran. Kata-kata atau bentuknya dapat bervariasi. Tapi pada saat sakit, semua
agama akan kembali kepada sumber otoritas." [ii]
Harian
Washington Post menyatakan:
meditasi
yang tenang dan doa yang diucapkan berulang-ulang, serta rasa yaman ketika
didoakan, tampaknya berperan dalam menurunkan tekanan darah, mengurangi hormon
stres, memperlambat denyut jantung dan memiliki efek berpotensi menguntungkan
lainnya.[iii]
Spesialis
jantung dari San Francisco General
Hospital, Randolph Byrd, MD, melakukan eksperimen di mana ia meminta
sekelompok orang Kristen yang sudah lahir baru untuk berdoa syafaat (intercessory prayer) bagi 192 orang
dirawat di rumah sakit karena masalah jantung. Ia membandingkan mereka dengan
201 orang yang tidak dimasukkan daftar doa. Tidak ada yang tahu mereka masuk ke
dalam kelompok mana. Dokter Byrd melaporkan pada tahun 1988 bahwa mereka yang
didoakan memerlukan lebih sedikit obat-obatan dan bantuan pernapasan yang lebih
sedikit.[iv]
[v]
Nah,
bagaimana dengan riset yang berkaitan dengan AS dan efektivitas berdoa? Dr. H.
Badsha dan Prof. Paul Peter Tak, para
dokter yang praktek di Dubai Bone and
Joint Center LLC, mengungkapkan kasus seorang pasien AS yang sering berdoa
membuat gerakan tubuh yang mirip dengan terapi fisik AS (lihat peragaan oleh Denny Hermawan pada Bab. 12) dan mengalami perbaikan dalam mobilitas
tubuhnya:[vi]
Seorang
laki-laki Arab berusia 35 tahun memiliki Ankylosing Spondylitis parah selama 10
tahun dan sudah terjadi formasi sindesmofit (syndesmophyte) di area lumbal tulang belakang.
Terjadi
penurunan mobilitas tulang belakang (hasil uji
Schoeber yang dimodifikasi
menunjukkan hasil sebesar 0,5 cm); skor BASDAI 4, dan skor BASFI 6. Pada awalnya, diterapi dengan NSAID dan program renang biasa serta difisioterapi.
Karena
respon kesembuhan dianggap kurang, maka pasien diberi monoterapi Etanercept (Enbrel).
Setelah 1 bulan, hasil tes
dengan Schober yang dimodifikasi
menunjukkan telah meningkat menjadi 1 cm, skor BASDAI turun menjadi 2, dan skor BASFI turun menjadi 1.
Setelah
melakukan terapi Enbrel selama 5 bulan, tidak ada perbaikan lebih lanjut.
Pasien memulai rejimen intensif doa Islam selama bulan Ramadhan, yang
berlangsung sekitar 2 jam setiap hari, selama 1 bulan.
Pada
akhir bulan pertama ia menunjukkan peningkatkan mobilitas tulang belakang
dengan uji Schober yang dimodifikasi sebesar 2,5 cm dan skor BASFI 1.
Doa
dengan cara Islam terdiri dari beberapa postur dan gerakan, termasuk
peregangan, membungkuk dan berlutut. Studi lebih lanjut diperlukan, tetapi
pasien muslim dapat dengan mudah termotivasi untuk melakukan berjam-jam berdoa
dengan cara Islam, dan ini dapat memberikan manfaat, ketika digunakan bersama
dengan pengobatan konvensional yang ditujukan untuk spondyloarthritis.
Jadi, dengan
kombinasi berdoa dan melakukan gerakan fisik, pasti ada kemajuan yang lebih baik untuk kondisi AS Anda.
Jika
Anda beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha atau
Yahudi, lakukan doa dengan cara masing-masing. Tetap lakukan latihan fisik (exercise),
terapi fisik (fisioterapi) dan dikombinasi dengan NSAID.
Ketika
berkonsultasi, selalu beritahu dokter Anda terapi yang Anda lakukan di luar.
Tergantung kesepakatan dengan dokter Anda, evaluasi kemajuan Anda setiap 2
minggu atau setiap 2-3 bulan.
Sukses
dan remisi selalu menyertai Anda !
[i] Sir
Francis Galton adalah seorang jenius yang menjadi ahli dalam bidang statistik,
psikometri, meteorologI, geografi, antropologi, ahli genetika yang setuju
dengan gerakan bio-social eugenics
yaitu tindakan yang berusaha memperbaiki umat manusia dengan modifikasi
genetis. Seperti saudara sepupunya
ilmuwan Charles Darwin, Sir Francis Galton juga menjadi penjelajah tropis.
[ii] Washington Post, Friday, March 24, 2006. Researchers
Look at Prayer and Healing, by Rob Stein: Washington Post Staff Writer,
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/23/AR2006032302177.html
[iii] Washington Post, Friday, March 24, 2006. Researchers
Look at Prayer and Healing, by Rob Stein: Washington Post Staff Writer,
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/23/AR2006032302177.html
[vi] Dr.
Badsha H. and Prof. Paul Peter Tak, Can Islamic prayers benefit
spondyloarthritides?: Case report of a patient with
ankylosing spondylitis and increased spinal mobility after an intensive regimen
of Islamic prayer. Rheumatology International,
2008 Aug;28(10):1057-9. doi: 10.1007/s00296-008-0557-0. Epub 2008 Mar 7.