|
Roti Prata dan Kuah Kari |
By: Stephanus Tedy R.
Dalam 2 minggu terakhir
di waktu senggang saya belajar memasak roti prata dari YouTube. Roti prata dengan
kuah kari mengingatkan saya akan periode masa kecil di suatu kota kecil di
Sumatera Selatan dimana seringkali saya makan roti Chennai-origin tsb setelah pulang sekolah. Udara panas, suasana kedai
setengah ruko yang sempit dan hampir semua yang ada disana berkeringat karena
kepedasan makan cabe. Bau kopi hitam atau teh tarik bercampur dengan udara yang
bersenyawa dengan asap gorengan martabak telor dan roti prata cukup membuat
badan ketika keluar dari kedai itu memiliki bau yang khas. Ambiance tersebut
anehnya muncul lagi sebulan belakangan ini. Semoga ini bukan tanda-tanda
penuaan dini. J
|
The Tarik Double |
Karena tutorial
dibuat begitu baik dan jelas, maka ketika sekali mencoba; roti prata saya langsung berhasil. Dan masakan
roti prata kedua saya buat di rumah keluarga besar. Banyak pihak yang mencoba dan
memuji sehingga kepercayaan diri saya semakin tinggi. Masalahnya sebagai chef
dadakan saya juga wajib mencicipi masakan yang saya buat. Karena saking
enaknya, 3 hari lalu saya makan lebih dari 2 lembar roti adonan @ 55 gram. dilapisi
mentega cair (ghee) bolak-balik
ketika memanggang, sehingga roti menjadi lembut tapi renyah. Supaya tak bosan,
sebagai variasi kuah kari, masakan kedua saya cocol dengan susu kental manis
(SKM). Diselingi acar ketimun dan wortel plus cabe rawit. Ditemani teh hijau kental
panas 300 ml tanpa gula. Makan di depan kompor panas sambil memanggang roti
prata lainnya. Alhasil dalam waktu 15 menit badan saya basah kuyup karena
keringat.
Saya lupa bahwa mayoritas roti prata terdiri dari terigu dan SKM banyak sekali mengandung gula. Karbohidrat dan gula akan memicu
peradangan/inflamasi. Ketika makan efek inflamasi belum terasa. Besoknya ketika
bangun pagi muncul flare-up. Pangkal
paha nyeri dan ketika berjalan bagian kaki kanan menjadi pincang. Seingat saya,
ini flare up pertama sejak 4 tahun
terakhir. Tapi saya masih yakin akan kecepatan metabolisme tubuh saya karena
saya sudah mengikuti pola Intermittent
Fasting sejak bulan Oktober 2017-Februari 2018. Berat badan selama 5 bulan
tersebut sudah turun 10 kg. Jadi saya hanya minum air hangat kuku sebanyak yang
saya bisa. Tidak minum pain-killer. Aktivitas masih berlanjut seperti biasa.
Malam harinya
ada meeting Comunity Service Ministry.
Saya diantar dan di-drop di lokasi
meeting. Pulangnya entah kenapa gadget tidak berfungsi location networknya. Sehingga
tidak dapat memesan taxi online. teman-teman semua sudah pulang mendahului
dengan kendaraan masing-masing. Jadi tak bisa nebeng. Terpaksa saya jalan kaki
di walking area kira-kira 700 meter
dari lokasi ke area yang ada sinyal. Waktu berjalan itulah terjadi rasa nyeri
yang lumayan. Beberapa kali saya harus berhenti dan berpegangan pada pagar atau
tiang supaya tidak jatuh. Sambil berjalan saya marah dengan diri saya mengapa
begitu bodoh hanya karena berhasil membuat makanan favorit waktu kecil membuat
diri melanggar prinsip dasar manajemen AS ? Akhirnya ketemu taxi online dan saya sampai
dengan selamat di rumah sudah hampir pukul sepuluh malam. Langsung minum tablet
pain killer dan minum banyak air putih. Pagi ini saya minum lagi tablet pain
killer untuk memastikan saya berjalan tanpa nyeri.
Setiap pilihan
kita makan atau minum ada konsekuensi yang kita tanggung. Cepat atau lambat. Sadar
atau tidak sadar. Dalam hal ini sekali lagi saya membuat kesalahan. Saya
langsung menerima ganjaran kesalahan saya. Tetapi saya bersyukur, karena tubuh
saya sensitif dan menjadi alarm biologis yang peka. Bagi orang yang sehat atau
merasa diri sehat sebenarnya lebih berbahaya. Karena jika mereka makan dan
minum sembarangan; tubuhnya tidak memberikan respon negatif secara otomatis. Sehingga
kita kadang-kadang terheran-heran ada teman yang begitu sehat dan bugar
besoknya meninggal karena malam sebelumnya dia makan durian terus makan soto
babat. Terkena stroke, koma dan meninggal. Ada teman yang rajin fitness dan
badannya begitu atletis dan perut six pack tiba-tiba terkena infark jantung. Para sopir bilang
teman kita terkena sakit angin duduk. Dia meninggalkan seorang isteri dan 2 anak
perempuan yang manis-manis.
Jadi selalu
berhati-hati dan waspada. Pilihlah makanan dan minuman yang enak tapi yang sehat
dan tidak berbahaya sebagai pasien AS.
Be safe.
Be happy.
Be life.