Konsep gabungan ini dibuat oleh
|
:
|
Stephanus Tedy dan Riki Susanto, S.H.
|
Tanggal
|
:
|
14 Januari 2015, digabung tanggal 26 Januari
2015
|
KONSEP YAYASAN
ANKYLOSING SPONDYLITIS INDONESIA (YASI)
Visi:
Rakyat Indonesia berdiri tegak, berpengetahuan,
mampu mencegah Ankylosing Spondylitis
dan jika terkena, mampu memanajemeni Ankylosing
Spondylitis secara holistik sehingga tetap produktif, kreatif, dan bahagia seperti layaknya orang sehat.
Misi:
Membantu masyarakat, penderita
Ankylosing Spondylitis dan keluarga penderita Ankylosing Spondylitis untuk semua
informasi yang berkaitan dengan penanganan dan manajemen Ankylosing Spondylitis
dengan cara:
a. Mempopulerkan pengetahuan tentang AS dengan cara memberikan
informasi yang akurat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian tentang penyakit AS di Indonesia melalui
media-massa (online dan off-line) dan mendidik masyarakat sehingga bisa menyadari ciri,
gejala dan bahaya penyakit AS lebih dini.
b. Mencegah masyarakat Indonesia supaya tidak
terkena AS. Tetapi jika sudah terdeteksi terkena, bisa mengambil tindakan lebih cepat sehingga bisa mencegah
AS menjadi lebih buruk
atau membahayakan jiwa.
c. Setiap pasien AS di Indonesia mampu
memanajemeni diri secara holistik dengan efektif sehingga meningkatkan kualitas
hidup dan menjadi berkat bagi orang lain.
Tujuan:
1.
Memberikan kesempatan kepada para anggota di komunitas AS Indonesia untuk mendapatkan keringanan beban keuangan dengan mengusahakan
supaya pemakaian bio-agent dapat
ditanggung bersama melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
diselenggarakan pemerintah Republik Indonesia;
2.
Sosialisasi : Mengadakan
seminar pendidikan AS rutin dan terorganisasi dari para dokter ahli AS di
Indonesia; Penyuluhan dan sosialisasi mengenai gejala, akibat dan penanganan
Ankylosing Spondylitis;
3.
Charity:
a.
Menjadi sarana dalam menggalang
dan mengumpulkan dana untuk menolong pasien AS lain yang membutuhkan dana atau konsultasi
dengan cara yang terorganisasi, resmi, dan dapat dipertanggungjawabkan;
b.
Memfasilitasi dalam menerima
bantuan dari donatur korporasi melalui dana Corporate Social Responsibility
(CSR) dengan penuh tanggungjawab (responsibility)
dan akuntabilitas (accountability).
4.
Relasi: Menjalin hubungan
yang baik dan bekerjasama dengan seluruh instansi swasta dan negara untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita;
5.
Supporting: Menyediakan informasi yang akurat mengenai
Ankylosing Spondylitis dan saling mendukung antar penderita Ankylosing
Spondylitis. Sebagai kelompok pendukung (support group) sehingga saling menguatkan,
membagi pengalaman dan memotivasi di antara sesama anggota.
Shared values/Nilai-nilai Yayasan AS:
1. Jujur
/ Integritas sehingga bisa
dipercaya orang lain atau mendapat kepercayaan dari orang yang tidak terkena
AS.
2. Cakap / Kompetensi sehingga tetap
mampu bersaing dalam dunia kerja dan dipercaya rekan bisnis .
3. Semangat / (passion) sehingga melihat hidup dari paradigma helicopter (padangan
luas, jauh dan dalam). Memberi semangat kepada diri sendiri dan kemudian kepada
orang lain.
4. Suka
menolong / (helpful) sehingga pasien AS lain dan
masyarakat secara umum diberikan manfaat yang optimal,
5. Produktif
dan Kreatif
sehingga selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam hidup dan jika mengalami
kegagalan tidak kecewa atau menyesali kehidupan yang sudah dijalani, tapi
selalu bersyukur.
Struktur:
Mengikuti peraturan UU Yayasan yang berlaku di
Indonesia (to be discussed).
Strategi:
- Public Relation:
website AS yang lengkap dan berpengetahuan. Kerjasama dengan mass-media nasional dan
internasional.
- Marketing:
charity event, etc (to be discussed).
- Fundraising:
mencari donator abadi (to be
discussed).
Sistem:
Sistem Akuntansi dan Pengendalian (Accounting System and Control)
berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia.
Skill:
Seminar, Training dan Pengembangan bagi pengurus,
anggota dan keluarga pasien / peminat:
1. Seminar
AS (pengetahuan dan manajemen)
secara rutin setiap 6 bulan sekali oleh dokter spesialis.
2. Pelatihan
Manajemen AS mandiri
(oleh dokter ahli di bidangnya (ahli fisioterapi, ahli gizi, ahli penyakit dalam,
pain specialist, psikolog, dst) dan sharing pengalaman oleh para anggota
yang sudah remisi): setiap pasien AS mampu memanajemeni diri sendiri dalam
bidang yang mempengaruhi remisi AS yaitu bidang: fisik (postur, istirahat),
olahraga (exercise), manajemen emosi,
pola berpikir /mental, pola konsumsi/makanan, manajemen obat-obatan, manajemen
nyeri (pain management) dan manajemen
relasi (to be discussed).
3. Pelatihan: membagikan nilai-nilai YASI
kepada seluruh anggota dan peningkatan skill
dan kompetensi para pengurus sesuai kebutuhan (to be discussed).
4. Pengembangan
dan pemberdayaan:
setiap anggota menemukan visi, misi hidup pribadi dan mampu bersaing di dunia
kerja dan survive dalam kehidupan
sehari-hari (to be discussed).
Staf:
Human capital profesional: Perekrutan Pengurus sesuai
minat, bakat, skill dan panggilan serta sesuai dengan nilai-nilai Yayasan AS.
Penjelasan
detail untuk tahap-tahap awal yang diperlukan disajikan di bawah ini:
TAHAP
|
TINDAKAN
|
KETERANGAN
|
1
|
PERTEMUAN AWAL
|
1. Membahas
pendirian Yayasan Ankylosing Spondylitis(Visi, Misi, Maksud dan Tujuan,
Pelaksanaan, Pemilihan Kepengurusan dan Struktur Yayasan Ankylosing Spondylitis);
2. Membahas
pendanaan Yayasan Ankylosing Spondylitis; dan
3. Merencanakan
program Yayasan Ankylosing Spondylitis.
|
2
|
PENDIRIAN
YAYASAN ANKYLOSING SPONDYLITIS
|
1. Menyetujui
Dewan Pembina, Pengurus dan Struktur Yayasan Ankylosing Spondylitis; dan
2. Pendirian
Yayasan Ankylosing Spondylitisdi Notaris;
|
3
|
PEMBAHASAN PROGRAM
YAYASAN ANKYLOSING SPONDYLITIS
|
1. Membahas
program kerja (blue print) Yayasan
Ankylosing Spondylitis;
2. Menentukan
arah kerjasama dengan instansi swasta dan pemerintah;
3. Membagi job description sesuai struktur
Yayasan Ankylosing Spondylitis;
4. Pembuatan dan
penyediaan informasi publik mengenai Ankylosing Spondylitis;
5. Membentuk
kepala regional dengan tujuan sosialisasi dan perkenalan regional sesama
penderita Ankylosing Spondylitis; dan
6. Memperkenalkan
Yayasan Ankylosing Spondylitis dan menjalin kerjasama kepada dokter, rumah
sakit, klinik, pengobatan alternatif (konsultasi, Pijat, fisioterapi, dll),
distributor obat dan Kementerian Kesehatan (dinas kesehatan).
|