Oleh: Stephanus Tedy R.
Setelah kejadian roti Prata minggu sebelumnya membuat saya lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi gula dan karbohidrat. Tetapi pengalaman in-touch beberapa kali mengadon berbagai jenis tepung terigu mulai dari rendah protein, protein sedang dan tinggi protein serta whole wheat membuat saya mulai berpikir jenis makanan apa saja yang mungkin bisa dibuat. Mantao (roti kukus polos / tanpa isi), bakpao whole-wheat (roti kukus dari gandum utuh isi daging ayam cincang atau kacang hitam / kacang merah), roti tawar gandum dan croissant. Makanan ini tidak dikonsumsi setiap hari; tapi kira-kira 1 atau 2 minggu sekali.
Manfaat Bawang Putih (Allium sativum L.) Bagi Pasien AS
Setelah kejadian roti Prata minggu sebelumnya membuat saya lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi gula dan karbohidrat. Tetapi pengalaman in-touch beberapa kali mengadon berbagai jenis tepung terigu mulai dari rendah protein, protein sedang dan tinggi protein serta whole wheat membuat saya mulai berpikir jenis makanan apa saja yang mungkin bisa dibuat. Mantao (roti kukus polos / tanpa isi), bakpao whole-wheat (roti kukus dari gandum utuh isi daging ayam cincang atau kacang hitam / kacang merah), roti tawar gandum dan croissant. Makanan ini tidak dikonsumsi setiap hari; tapi kira-kira 1 atau 2 minggu sekali.
Bagaimana seorang Pasien AS bisa makan berbahan terigu tetapi
efek samping inflamasi bisa dikurangi tanpa harus mengkonsumsi NSAID / pain
killer ?
Isteri saya yang cantik memberi ide: makan bawang putih (garlic) yang dicacah sebanyak 2 siung
setiap pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur. Jangan dikunyah (kelenjar
mukosa di mulut bisa terbakar); tapi ditelan langsung dengan air putih atau air
teh tawar. Sudah sejak awal menikah selama beberapa tahun ia menerapkan cara
ini. Salah satu hasilnya adalah wajahnya saat ini terlihat 15 tahun lebih muda.
Praise The Lord.
Saya tidak terlalu suka, karena setiap kali makan rajangan garlic ini perut saya timbul gas dan tidak lama biasanya angin dari pencernaan keluar. Selain itu, jika lupa minum teh pahit atau susu cair setelah makan garlic mentah; setiap kali berbicara bau garlic menyeruak membahana menyapa lawan bicara. Tapi memang efeknya langsung bisa dirasakan keesokan harinya dan cukup bagus. Badan menjadi lebih enak. Rasa pegal-pegal ketika bangun tidur jauh berkurang. Mengkonsumsi garlic secara rutin selama 3 bulan menunjukkan hasil tes lab darah juga menunjukkan kolesterol total, HDL dan LDL dalam batas normal.
Saya tidak terlalu suka, karena setiap kali makan rajangan garlic ini perut saya timbul gas dan tidak lama biasanya angin dari pencernaan keluar. Selain itu, jika lupa minum teh pahit atau susu cair setelah makan garlic mentah; setiap kali berbicara bau garlic menyeruak membahana menyapa lawan bicara. Tapi memang efeknya langsung bisa dirasakan keesokan harinya dan cukup bagus. Badan menjadi lebih enak. Rasa pegal-pegal ketika bangun tidur jauh berkurang. Mengkonsumsi garlic secara rutin selama 3 bulan menunjukkan hasil tes lab darah juga menunjukkan kolesterol total, HDL dan LDL dalam batas normal.
Penasaran saya search
Mbah Google dan menemukan hasil riset yang sangat menarik berkaitan dengan
garlic.
Ini salah satu kutipan dari riset yang berjudul: Garlic: a review of potential therapeutic effects yang dilakukan oleh Leyla Bayan, Peir Hossain Koulivand, and Ali Gorji
Ini salah satu kutipan dari riset yang berjudul: Garlic: a review of potential therapeutic effects yang dilakukan oleh Leyla Bayan, Peir Hossain Koulivand, and Ali Gorji
Ancient Chinese and
Indian medicine recommended garlic to aid respiration and digestion and to
treat leprosy and parasitic infestation (Rivlrn, 1998 ▶).In the medieval period, garlic was also played an
important role in the treatment of different diseases. Avicenna (1988) ▶, in his well-known book, Al Qanoon
Fil Tib (The Canon of Medicine), recommended garlic as a useful compound in
treatment of arthritis,
toothache, chronic cough, constipation, parasitic infestation, snake and insect
bites, gynecologic diseases, as well as in infectious diseases (as antibiotic).
With the onset of Renaissance, special attention was paid in Europe to the
health benefits of garlic. Garlic has attracted particular attention of modern
medicine because of widespread belief about its effects in maintaining good
health. In some Western countries, the sale of garlic preparations ranks with
those of leading prescription drugs. There is appreciable epidemiologic
evidence that demonstrates therapeutic and preventive roles for garlic. Several
experimental and clinical investigations suggest many favorable effects of
garlic and its preparations. These effects have been largely attributed to
i)
reduction
of risk factors for cardiovascular diseases,
ii)
reduction
of cancer risk,
iii)
antioxidant
effect,
iv)
antimicrobial
effect, and
v)
enhancement
of detoxification foreign compound and hepatoprotection (ColÃn-González, 2012 ▶; Aviello, 2009 ▶)
Luar biasa kan?
Yang membuat saya hampir melonjak kegirangan adalah Garlic ternyata jelas mengandung efek anti inflamasi bagi Pasien Kanker [1]. Jadi kalau begitu, bagus juga buat pasien AS !
Horee !!!
Saya langsung bereksperimen. 2 siung pagi hari. 2 siung malam hari. Ditengah-tengahnya saya makan roti prata 2 lembar. Bakpao isi daging 2 biji. Semua tanpa gula. Tapi pakai sambal yang pedas. Acar ketimun dan wortel. Ditambah air 500ml + cuka apel 20 ml + es batu.
Dengan berdebar saya tidur dan melihat efeknya besok pagi.
Paginya saya bangun dan tidak nyeri !
Bisa langsung beraktivitas.
Selamat mencoba.
Disclaimer: Saya banyak makan karbohidrat dan bawang putih ini sambil melakukan Intermittent Fasting. Karbohidrat itu dikonsumsi antara jam 12 siang sampai jam 6 sore. Diluar itu, tidak makan dan minum berkalori. Jadi metabolisme tubuh saya lebih baik dibandingkan jika tidak berpuasa. Jika Anda makan normal (2 atau 3 kali sehari), tidak saya anjurkan makan karbo banyak seperti saya. Tapi jelas, konsumsi bawang putih tanpa banyak makan karbohidrat akan memberikan efek yang lebih signifikan bagi pasien AS.
[1]
The Immunomodulation and
Anti-Inflammatory Effects of Garlic Organosulfur Compounds in Cancer
Chemoprevention. Reported by Georgia Schäfer and Catherine H. Kaschula. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3915757/
0 komentar:
Posting Komentar