Pasien AS perlu makanan sehat anti radang

Jenis makanan dan minuman Anti Radang khusus pasien AS dan makanan pantangan dapat di baca pada buku AS jilid 2 Bab 19.

Perlunya Relasi yang Harmonis dengan Pasangan atau Anggota Keluarga lainnya

Hidup damai dan minim konflik akan membuat pasien AS lebih jarang mengalami rasa nyeri. Hidup sering bertengkar dan penuh konflik membuat tubuh menghasilkan hormon kortisol (hormon stress) yang memicu timbulnya stress dan menjadi jalan untuk AS menjadi kambuh dan bertambah nyeri.

Berolahraga yang Cukup dan Benar

Berenang, Senam AS, Yoga, Pilates, Bersepeda Statis, Jalan Kaki serta olahraga Low Impact lainnya merupakan olahraga yang baik bagi Pasien AS. Diskusikan dengan dokter yang merawat Anda.

Gaya Hidup Aktif Fisik dan Mental

Masalah utama dalam AS adalah rasa nyeri dan kekakuan tubuh. Gaya Hidup aktif secara fisik dan mental akan membantu tubuh dalam memerangi AS. Menjaga postur tubuh yang baik dan tegak akan membantu pasien AS hidup dengan pikiran lebih positif dan berkualitas.

Porsi Sayur Segar dan Buah Segar lebih banyak daripada Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan untuk energi. Tapi menurut penelitian dr. Alan Ebringer, komposisi karbohidrat tinggi dalam diet akan memicu timbulnya peradangan yang lebih aktif. Karena karbohidrat merupakan makanan utama bakteri klebsiella yang merupakan salah satu dari banyak pemicu timbulnya peradangan dalam AS.

Seminar Ankylosing Spondylitis Akhir Tahun 2015

Sesuai undangan via blog dan media sosial ada 27 orang yang hadir dalam seminar AS akhir tahun tgl 14 Nopember 2015 di Hotel Ciputra, Jakarta Barat. Peserta sebagian besar pasien AS (semua pria) dan sebagian di temani oleh isteri atau pasangan masing-masing.

dr. Rudy Hidayat membawakan seminar setelah acara perkenalan dan sharing yang dilakukan oleh para peserta sendiri.

Stephanus Tedy menjadi moderator dalam acara ini.

Setelah Seminar diadakan makan siang bersama dan dilanjutkan dengan perekrutan anggota untuk menjadi pengurus organisasi AS Jakarta. Organisasi ini sedang dalam penggodokan. Diharapkan akhir tahun 2015 sudah ada bentuk dan pengurus yang tetap.

Berikut foto-foto peserta AS yang sempat didokmentasikan oleh Bapak Roking Nainggolan dari PT AbbotVie (Humira) dan peserta Seminar lainnya.

Ki-Ka: Stephanus Tedy R, dr. Rudy Hidayat, Bp. Roking Nainggolan, Ibu Ira Maldives

























FREE SEMINAR ANKYLOSING SPONDYLITIS-Bersama dr. Rudy Hidayat SpPD. Rheu.



SEMINAR 
ANKYLOSING SPONDYLITIS 

AKHIR TAHUN 2015

BERSAMA 

DR. RUDY HIDAYAT SP. PD RHEUMATOLOGIST
dr. Rudy Hidayat, Sp. PD, Rheu
Teman-teman pasien AS di undang untuk menghadiri Seminar AS yang akan diselenggarakan pada:
Hari / Tanggal: Sabtu / 14 Nopember 2015
Waktu : Pkl 09.00- 14.00 WIB.

Lokasi :
Ruang: Glory 2 Lantai 6
Hotel Ciputra. 

Jl. Letnan Jenderal S. Parman,
Jakarta Barat, DKI Jakarta 11470,
Indonesia
+62 21 5660640
Ruang: Glory 2 Lantai 6
Peta:
Detail Acara:
Pkl 09.00-10.00 Pendaftaran dan Networking
Pkl 10.00-12.00: Seminar
Pkl 12.00 -13.00 Makan Siang dan Networking.
Pkl 13.00 -14.00 Pembentukan Komunitas AS
GRATIS...Tapi tempat sangat terbatas. Hanya untuk 30 peserta.
Mohon mendaftar dengan memberikan nama lengkap, alamat dan nomor telepon/HP kepada Bapak Roking Nainggolan via inbox atau via WhatsApp: +62-856-1708-659

Jl. Letnan Jenderal S. Parman, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11470, Indonesia
GOOGLE.COM

Manajemen AS Satu Menit # 9 - Sepatu Kulit yang Nyaman Bagi pasien AS

Double Monk Shoes
Oleh: Stephanus Tedy R.

Pasien AS yang jarang beraktivitas di luar ruangan biasanya tidak terlalu memikirkan pentingnya alas kaki atau sepatu yang baik. Menggunakan sandal karet yang nyaman di rumah biasanya sudah cukup. Tapi kadangkala memakai sandal tidak memungkinkan bagi pasien AS. Maka biasanya sepatu yang dipakai. Bagi pasien AS (juga bagi manusia umumnya) menggunakan sepatu yang baik dan nyaman merupakan hal yang sangat penting. Sepatu yang baik adalah sepatu yang mampu menunjang tubuh dan membantu mengurangi getaran dan hentakan kaki ketika berjalan, berjalan cepat atau berlari. Biasanya sepatu ini berbentuk sepatu jogging (aerobic shoes) atau sepatu lari (running shoes). Jika sedang berolahraga, memakai sepatu jogging atau sepatu lari adalah hal yang wajar dan dianjurkan. 
Brown Oxford Shoes
Masalahnya, seringkali pasien AS diharuskan memakai sepatu formal kulit / dress shoes ketika beraktivitas di luar rumah (wawancara kerja, bekerja di kantor, undangan pernikahan di gedung, ke gereja, dst). Apalagi jika ybs adalah seorang yang seringkali harus berbicara di depan orang banyak seperti guru, pembicara, pengacara, konsultan, dst; yang terpaksa taat pada aturan tak tertulis: ia harus selalu berpakaian formal atau semi formal dan satu tingkat lebih baik dibandingkan audience.

Nah, bagaimana cara dapat memilih dan menggunakan sepatu formal kulit tapi tetap nyaman dan mampu menunjang aktivitas kaki dan tulang belakang?

Ada jutaan jenis dan model sepatu formal yang dipakai orang di seluruh dunia. Harganya bervariasi, mulai dari 30 ribu rupiah (bekas) sampai dengan jutaan rupiah. Bahkan banyak juga yang berharga puluhan dan ratusan juta rupiah (designer shoes: House of Testoni,
 Christian Loubotin, Tom Ford, Salvatore Ferragamo, Louis Vuitton, dsb). 
Driving Shoes

Sepatu yang baik jika dirawat dengan benar bisa bertahan 2-20 tahun. Tergantung seberapa sering Anda pakai dengan telaten dan setelah itu segera merawat serta menyimpannya dengan baik. Sepatu cokelat model full-brogue wingtips oxford yang saya beli di Marks and Spencer tahun 1995 sebelum menikah masih berkondisi baik dan saat ini jika saya mau, masih bisa dipakai ke kondangan. 
Full-brogue wingtips oxford shoes
Oxford Wingtips Full Brogue Shoes
Pilih yang baik dan belilah 2-3 pasang. Pakai bergantian. Jangan pakai sepatu yang sama setiap hari. Jika dipakai setiap hari tanpa variasi menggunakan sepatu lain, usia sepatu Anda bisa lebih pendek. Pilih sepatu yang ujungnya berbentuk agak bulat seperti buah kenari (almond toe) dan bukan petak (square toe). Hindari sepatu yang berujung runcing (sharp toe). Jika memungkinkan, pilih yang pakai tali, sehingga bisa menyesuaikan dengan lebar dan tebal kaki Anda. Tapi jika Anda sering ke Amerika, pilih yang slip-on (model penny loafer, driving shoes, dst). Sehingga mudah dipakai dan dilepaskan jika diperiksa pihak keamanan di bandara. Bersihkan sepatu Anda setelah dipakai. Terutama jika terdapat debu atau kotoran. Selalu semir dan poles sepatu Anda setelah dibersihkan sehingga kulit luar selalu terjaga kondisinya.
Penny Loafer Shoes
Dalam artikel ini saya menulis dari sudut pandang seorang pemilik sepatu kulit pria dan membagi sepatu pilihan atas budget yang Anda miliki. Antara 200 ribu sampai dengan 5 juta. Lebih dari 5 juta tidak dibahas; karena lebih baik uangnya dihemat dan dipakai buat beli bio-agent atau NSAID atau konsultasi rutin ke dokter rematologi. :) 


Ukuran sepatu menggunakan ukuran Uni Eropa / European Union (EU). 

Budget 200 ribu ke bawah.
Kecuali produksi rumahan atau sepatu bekas, saat ini jarang ada sepatu kulit asli yang baik dan harganya di bawah 200 ribu. Biasanya kulit imitasi atau sintetis. Sepatu ini bentuknya baik jika dipakai beberapa kali. Setelah itu sesuai harganya, biasanya kulit mengelupas, jahitan robek atau solnya lepas. Dalam jangka panjang sepatu ini menjadi lebih mahal, karena harus sering diganti atau diperbaiki.

Budget 200 ribu-400 ribu
Bata. Sol sepatu agak keras yang terbuat dari karet atau polyurethane. Jika beruntung, dengan mencoba beberapa sepatu, pasien AS bisa dapat sepatu yang pas dan kenyamanan bisa ditingkatkan dengan insole. Jika ukuran kaki Anda 44 ke atas, lebih baik naik ke budget 1,25-5 juta.

Budget 400 ribu-600 ribu
Zeintin. Ujung sepatu kebanyakan berbentuk square atau sharp. Variasi ukuran 39-46. Cukup kaya dibandingkan produsen lokal lainnya. Sayangnya masih model ukuran regular. Jika ukuran kaki Anda tebal dan lebar (wide), lebih baik naik ke budget 1,25-5 juta.

Budget 600 ribu – 1,25 juta.
Sepatu kulit produsen lokal: Bucheri, Edward Forrer, Robelli, Gino Mariani, Sin Lie Seng, dst. Sol sepatu agak keras. Ujung sepatu kebanyakan berbentuk square atau sharp. Kebanyakan untuk kaki regular. Rata-rata ukuran 44 ke bawah. Jika ada ukuran besar (45-46), biasanya pilihan model sangat terbatas. Disinilah kurangnya kreativitas produsen sepatu lokal. Jika kaki Anda tebal, lebar dan berukuran besar direkomendasikan naik ke budget 1,25-5 juta. 

Budget 1,25 juta - 2 juta.
Rockport. Ini favorit saya untuk day to day shoes. Variasi model ukuran regular (kaki normal) atau wide (untuk kaki lebar dan tebal). Sol sepatunya (Adipren) dari polyurethane berteknologi sama dengan sepatu olahraga Adidas. Sangat nyaman. Saya bisa bisa berjalan cepat dan kadang berlari cukup nyaman dengan sepatu formal ini.

Budget Rp. 2 juta - 3 juta.
Clark.  Model Oxford-Sistem tali sepatu tertutup (full brogue, half-brogue, quart-brogue), Bluecher-Sistem Tali Sepatu terbuka, Double Monk Strap adalah model favorit dan evergreen: sedang trend sejak seratus tahun lalu sampai saat ini. Variasi model ukuran regular (kaki normal) atau wide (untuk kaki lebar dan tebal). Sol sepatu ini terbuat dari beberapa lapis kulit sapi keras.



Budget Rp. 3 juta - 5 juta.
Paul Evans. Allen & Edmond.

Meningkatkan kenyamanan sepatu kulit Anda



Sepatu yang sangat mahal biasanya punya keunggulan. Selain merk terkenal, model yang bagus, bahan kulit yang berkualitas, kualitas jahitan dan lem, finishing yang mumpuni, garansi life time dan juga tingkat kenyamanan. Oh ya, sepatu yang dibuat dari satu lembar kulit utuh (whole-cut leather shoes) berharga lebih mahal dibandingkan sepatu yang dibuat dari gabungan beberapa potong kulit kecil. Makanya masuk akal orang mau beli sepatu mahal karena kenyamanan dan gengsi yang diberikan atas investasi yang dikeluarkan. Tapi tidak jarang ada sepatu mahal dan model sangat keren namun tidak nyaman bagi pasien AS. Jika Anda tertarik modelnya dan mencoba sepatu seperti ini di toko; jangan dibeli.

Bagaimana jika Anda dihadiahi sepatu mahal namun tidak nyaman? Ada 3 alternatif. Anda hadiahkan kepada orang lain yang bukan pasien AS. Anda jual kembali. Anda pasang insole. 

Insole adalah lapisan khusus yang diselipkan di bagian dalam sepatu yang memberikan kenyamanan ekstra kepada pemakainya. Berdasarkan pengalaman saya, sepatu murahpun jika diberikan insole yang berkualitas dapat menjadi cukup nyaman dan dapat dipakai. Harga insole bervariasi; mulai dari 20 ribu sampai 150 ribu per pasang. 

Supaya tetap pas ketika dipasang insole, beli sepatu 1 ukuran lebih besar. Jika ukuran kaki Anda 40 belilah ukuran 41. Jika ukuran sepatu Anda 44 beli ukuran 45, dst. Selipkan 1 pasang insole. Jika belum nyaman, tergantung ketebalan insole; dobelkan insolenya. Biasanya 2 lapis insole sudah cukup nyaman. 

Selamat mencoba dan tetap berdiri tegak !. 



TED, LV29092015 



Manajemen AS Satu Menit #8 - 7 Hal yang Dapat Anda Lakukan Untuk Tidur Lebih Nyenyak


Oleh: Stephanus Tedy R.



7 Hal yang Dapat Anda Lakukan Untuk Tidur Lebih Nyenyak


Tidur nyenyak sangat penting bagi pasien AS. Karena akan membuat tubuh menjadi segar kembali dan membuat diri lebih kuat dalam menghadapi nyeri dan peradangan AS yang mungkin terjadi setelah istirahat. Kurang tidur akan membuat pikiran tidak bisa berkonsentrasi, lebih cepat capek, serta mudah terjadi cedera / kecelakaan. Secara khusus kurang tidur atau tidur yang tidak mendalam membuat immune system menjadi tidak balance dan membuat AS menjadi bertambah parah. Cukup tidur dan istirahat menjadi salah satu syarat utama mencapai remisi.

Terkena AS bukan pilihan tapi anugerah. Tapi Anda bisa memilih untuk bertindak cerdas sehingga membuat AS yang diderita tidak semakin buruk tapi membuka pintu menuju remisi.

1. Berolahraga yang cukup dan benar. Berenang, senam AS, pilates, sepeda statis dan olahraga low impact lainnya. Berolahraga juga membuat tubuh melepaskan hormon endorphin yang membantu membuat mood positif dan tidur yang lebih berkualitas. Lakukan pemanasan yang cukup. Kriteria berapa besar pemanasan yang cukup berbeda bagi setiap orang. Tapi intinya jika pemanasan yang dilakukan cukup akan memampukan Anda untuk melakukan gerakan olahraga tanpa cedera dan merasa segar setelah olahraga selesai. Jika setelah berolahraga Anda merasa kelelahan, ada 2 kemungkinan: porsi terlalu banyak atau kurang pemanasan.

2. Jam makan yang benar. Makan berat paling telat 4 jam sebelum waktu tidur. Makanan berat sebelum tidur akan membuat lambung bekerja lebih keras. Perut kosong seharian membuat Anda bisa terbangun dan merasa lapar di tengah malam. Selalu menjaga keseimbangan/balance.

3. Minum yang Benar. Air putih adalah minuman terbaik. Hindari minuman yang mengandung roborant (penyegar dan penguat) menjelang waktu tidur. Minum roborant adalah minuman yang membuat Anda aktif karena mengandung kafein, teina, atau taurine. Misalnya kopi, teh kental, dan minuman energi. Jika Anda terbiasa minum teh atau kopi, minumlah sebelum jam 6 sore. Walau ada pasien AS tertentu yang tidak terpengaruh tidurnya setelah minum kopi atau teh, tapi sebagian pasien AS akan terpengaruh.

4. Orgasme sebelum tidur. Buat Anda yang sudah menikah, orgasme akan membuat kualitas tidur menjadi lebih baik. Baca artikel sebelumnya bagaimana meningkatkan kualitas hidup seksual dalam pernikahan.

5. Kedamaian pikiran. Selesaikan masalah komunikasi dalam keluarga sebelum tidur. Jika Anda harus marah, jangan berkepanjangan sampai matahari terbenam. Jika Anda merasa kesal atau dendam dengan seseorang, ampuni. Anda mengampuni bukan untuk orang tersebut ,tapi buat Anda sendiri supaya hati dan pikiran damai sehingga tidur Anda lebih berkualitas.

6. Hindari Bermain Gagdet sebelum Tidur dan Mencharge batere Gadget di Sebelah tempat tidur. Lampu gadget yang terlalu terang dalam kamar yang gelap akan menipu mata Anda dan mengirimkan pesan yang salah kepada otak bahwa hari masih terang. Akibatnya otak tidak akan mengirimkan pesan tidur kepada badan Anda. Mencharga batere dekat dengan kepala akan mengakibatkan bahaya radiasi untuk otak Anda.

7. Banyak tertawa dan bergembira. Tertawa lepas dan bebas akan menghasilkan hormon endorphin. Nonton film yang lucu dan menghibur. Belajar melihat kehidupan dari sisi humor. Tidak terlalu serius menanggapi candaan orang lain. Melakukan kebaikan dengan menolong dan membuat hidup orang lain menjadi lebih mudah.




LV14092015




Manajemen AS Satu Menit #7 - MANFAAT BERDOA DAN MANAJEMEN AS



B
iasanya, ketika penyakit masih bisa diatasi dengan obat-obatan biasa, para pasien tidak banyak yang berdoa. Ketika terkena penyakit yang susah disembuhkan atau walaupun ada obatnya, tapi harus ditebus dengan harga yang sangat mahal atau tidak terjangkau, maka mulailah pasien dan keluarganya yang sebelumnya malas berdoa, tiba-tiba menjadi rajin berdoa. Itu suatu hal yang manusiawi dan wajar.  Berdoa dalam berbagai agama dan keyakinan sudah banyak dilakukan untuk mendoakan orang sakit.
Riset tentang manfaat berdoa pertama kali dilakukan dengan serius tahun 1872 oleh sepupu Charles Darwin yang benama Sir Francis Galton.[i] Riset menunjukkan berdoa memang membuat pasien menjadi lebih baik dan sakitnya menjadi berkurang. "Agama Yahudi, Kristen, Islam, dan Budha - setiap agama percaya dalam doa untuk kesembuhan," kata Paul Parker, seorang profesor Teologi dan Agama di Universitas Elmhurst yang berlokasi di luar Chicago. "Ada yang menyebutnya doa, ada yang menyebutnya membersihkan pikiran. Kata-kata atau bentuknya dapat bervariasi. Tapi pada saat sakit, semua agama akan kembali kepada sumber otoritas." [ii]
Harian Washington Post menyatakan:
meditasi yang tenang dan doa yang diucapkan berulang-ulang, serta rasa yaman ketika didoakan, tampaknya berperan dalam menurunkan tekanan darah, mengurangi hormon stres, memperlambat denyut jantung dan memiliki efek berpotensi menguntungkan lainnya.[iii]
Spesialis jantung dari San Francisco General Hospital, Randolph Byrd, MD, melakukan eksperimen di mana ia meminta sekelompok orang Kristen yang sudah lahir baru untuk berdoa syafaat (intercessory prayer) bagi 192 orang dirawat di rumah sakit karena masalah jantung. Ia membandingkan mereka dengan 201 orang yang tidak dimasukkan daftar doa. Tidak ada yang tahu mereka masuk ke dalam kelompok mana. Dokter Byrd melaporkan pada tahun 1988 bahwa mereka yang didoakan memerlukan lebih sedikit obat-obatan dan bantuan pernapasan yang lebih sedikit.[iv] [v]
Nah, bagaimana dengan riset yang berkaitan dengan AS dan efektivitas berdoa? Dr. H. Badsha dan Prof. Paul Peter Tak,  para dokter yang praktek di Dubai Bone and Joint Center LLC, mengungkapkan kasus seorang pasien AS yang sering berdoa membuat gerakan tubuh yang mirip dengan terapi fisik AS (lihat peragaan oleh Denny Hermawan pada Bab. 12) dan mengalami perbaikan dalam mobilitas tubuhnya:[vi]
Seorang laki-laki Arab berusia 35 tahun memiliki Ankylosing Spondylitis parah selama 10 tahun dan sudah terjadi formasi sindesmofit (syndesmophyte) di area lumbal tulang belakang.
Terjadi penurunan mobilitas tulang belakang (hasil uji Schoeber yang dimodifikasi menunjukkan hasil sebesar 0,5 cm); skor BASDAI 4, dan skor BASFI 6. Pada awalnya, diterapi dengan NSAID dan program renang biasa serta difisioterapi.
Karena respon kesembuhan dianggap kurang, maka pasien diberi monoterapi Etanercept (Enbrel). Setelah 1 bulan, hasil tes dengan Schober yang dimodifikasi menunjukkan telah meningkat menjadi 1 cm, skor BASDAI turun menjadi 2, dan skor BASFI turun menjadi 1.
Setelah melakukan terapi Enbrel selama 5 bulan, tidak ada perbaikan lebih lanjut. Pasien memulai rejimen intensif doa Islam selama bulan Ramadhan, yang berlangsung sekitar 2 jam setiap hari, selama 1 bulan.
Pada akhir bulan pertama ia menunjukkan peningkatkan mobilitas tulang belakang dengan uji Schober yang dimodifikasi sebesar 2,5 cm dan skor BASFI 1.
Doa dengan cara Islam terdiri dari beberapa postur dan gerakan, termasuk peregangan, membungkuk dan berlutut. Studi lebih lanjut diperlukan, tetapi pasien muslim dapat dengan mudah termotivasi untuk melakukan berjam-jam berdoa dengan cara Islam, dan ini dapat memberikan manfaat, ketika digunakan bersama dengan pengobatan konvensional yang ditujukan untuk spondyloarthritis.
Jadi, dengan kombinasi berdoa dan melakukan gerakan fisik, pasti ada kemajuan yang lebih baik untuk kondisi AS Anda.
Jika Anda beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha atau Yahudi, lakukan doa dengan cara masing-masing. Tetap lakukan latihan fisik (exercise), terapi fisik (fisioterapi) dan dikombinasi dengan NSAID.
Ketika berkonsultasi, selalu beritahu dokter Anda terapi yang Anda lakukan di luar. Tergantung kesepakatan dengan dokter Anda, evaluasi kemajuan Anda setiap 2 minggu atau setiap 2-3 bulan.
Sukses dan remisi selalu menyertai Anda !







[i] Sir Francis Galton adalah seorang jenius yang menjadi ahli dalam bidang statistik, psikometri, meteorologI, geografi, antropologi, ahli genetika yang setuju dengan gerakan bio-social eugenics yaitu tindakan yang berusaha memperbaiki umat manusia dengan modifikasi genetis.  Seperti saudara sepupunya ilmuwan Charles Darwin, Sir Francis Galton juga menjadi penjelajah tropis.
[ii] Washington Post, Friday, March 24, 2006.  Researchers Look at Prayer and Healing, by Rob Stein: Washington Post Staff Writer, http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/23/AR2006032302177.html
[iii] Washington Post, Friday, March 24, 2006.  Researchers Look at Prayer and Healing, by Rob Stein: Washington Post Staff Writer, http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/23/AR2006032302177.html
[v] Does prayer have the power to heal? Scientists have some surprising answers.  http://www.webmd.com/balance/features/can-prayer-heal
[vi] Dr. Badsha H. and Prof. Paul Peter Tak, Can Islamic prayers benefit spondyloarthritides?: Case report of a patient with ankylosing spondylitis and increased spinal mobility after an intensive regimen of Islamic prayer. Rheumatology International, 2008 Aug;28(10):1057-9. doi: 10.1007/s00296-008-0557-0. Epub 2008 Mar 7.

Kesaksian Juru Bicara Ankylosing Spondylitis America


Charis Hill @ Estate Open Heart Charity Event. Photograph by Mark Gunter 

Translated by: Stephanus Tedy R.

Charis adalah warga California, pengacara, aktivis, pesepeda yang terobsesi, blogger dan model. Dianugerahi penghargaan Progress in Policy 2014 oleh Yayasan Artritis Wilayah Pasifik Desember 2014 dalam usaha mengajukan  undang-undang Statewide dan National Amerika Serikat untuk memperbaiki transparansi penggunaan obat khusus (lihat usaha yang dilakukannya). Ia juga diwawancara untuk artikel dimuat majalah Associated Press tahun 2014 dalam kaitan dengan diskriminasi yang diterapkan para perusahaan asuransi terhadap penyakit kronis dan dipublikasikan dalam Momentum Magazine tentang modelling, bersepeda dan ankylosing spondylitis.


Glenn Jones/Ikona Photography copyright 2014/2015
Ankylosing Spondylitis (A.S.) adalah suatu penyakit auto-imun. Sejenis artritis yang menyerang tulang belakang sehingga menyebabkan peradangan dan kadangkala terjadi penyatuan ruas tulang belakang.  Menurut Yayasan AS di Amerika, diperkirakan ada sekitar 2.7 juta orang dewasa di Amerika Serikat yang terkena AS. Tetapi jumlah asli pasti jauh lebih besar karena tidak seluruh pasien tersebut dapat terdiagnosa. Mengingat gejala awal sampai terdeteksi perlu waktu belasan  tahun.
Glenn Jones/Ikona Photography copyright 2014/2015

Dalam wawancara berikut oleh Becka dari Patient Worthy (PW), Charis menjelaskan kondisi dirinya, kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan  hidup bersama AS dan kebulatan tekadnya untuk tidak menyerah terhadap penyakit yang dihadapinya.
PW:  Apakah sulit untuk mendiagnosis AS?
Charis: “Ayah kandung saya memiliki AS tapi saya bertumbuh dewasa hanya melihat kondisi penyakitnya secara fisik (kekakuan, nyeri dan tulang belakang yang membungkuk) . Saya tidak tahu seperti apa rasa sakitnya. Saya tidak tahu banyak tentang penyakit ini. Saya bahkan tidak tahu nama penyakit ini sampai saya mencapai usia 20-an tahun.”
Charis sungguh tidak percaya bahwa ia bisa terkena sakit AS atau jika mungkin terkena, Charis percaya kemungkinan itu sangat rendah. Seperti pendapat banyak orang, ia berpikir AS adalah penyakit kaum pria. Tepat sebelum ulang tahun yang ke-25 ia mulai memiliki masalah kesehatan yang tidak bisa ia acuhkan.  Ketakutan, ia mencoba mencari jawaban.
Charis: “Akhirnya saya menghubungi ayah saya untuk menyelidiki apakah ada dari garis keturunan keluarga yang menjadi penyebabnya. AS adalah hal terakhir yang muncul dalam pikiran saya. Tapi ketika saya menjelaskan gejala yang saya rasakan, ayah berkata bahwa “kamu terkena AS”. Saat itu saya tidak memiliki asuransi kesehatan. Jadi hal yang paling sulit adalah menemukan perusahaan asuransi yang sesuai kemampuan keuangan saya. Kemudian saya harus mencari dokter yang dapat mereferensikan saya ke dokter rematologi dengan pengujian manual dan mendapat diagnosa dari rematolog tsb.  Bagi kebanyakan orang, jika penyakitnya terdiagnosa merupakan hal yang melegakan. Tapi bagi saya, terkena AS merupakan hal yang menyedihkan dan mematahkan semangat. Jadi saya harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan diri saya bahwa diagnosa ini memang benar.”
Gejala-gejala yang dirasakan Charis tidak terdiagnosis sebagai AS selama 12 tahun. Setelah didiagnosa terkena AS, Charis langsung dapat mengasosiakan bahwa sebenarnya ia terkena AS sejak usia 13 tahun.  Saat itu karena kurang pengetahuan ia mengasumsikan bahwa rasa nyeri yang terjadi hanyalah merupakan proses yang menyertai saat ia bertumbuh dewasa; bukan penyakit yang dibawa dari garis keturunan keluarga.  Dia berbaring tak bisa tidur semalaman karena rasa nyeri yang menyebar di tulang punggung, pangkal paha dan lututnya.
Charis: “Tepat setelah terdiagnosis rematolog saya meresepkan methotrexate untuk melihat bagaimana hasilnya. Tidak lama saya segera memperjuangkan agar saya diperbolehkan menggunakan obat bio-agent. Saya menyebut methotrexate sebagai obat kanker. Orang tidak suka ketika saya memakai nama obat kanker karena bagaimana mungkin segala sesuatunya harus dibandingkan dengan penyakit kanker? Tapi ini adalah sesuatu yang harus saya hadapi seumur hidup saya dan tidak pernah akan menjadi lebih baik. Ini hal yang benar menurut ilmu kedokteran saat ini”
Sementara pengobatan dengan disuntikkan membantu memperlambat perkembangan penyakit, ternyata ada efek samping lain yang menyertai selain nyeri tusukan jarum. Obat khusus (etanercept)  ini sangat mahal dan kondisi harus selalu berada dalam wadah pendingin merupakan hal yang paling tidak nyaman digunakan ketika bepergian. Bukan cuma itu, karena efek samping bio-agent membuat ia menjadi lebih mudah terkena penyakit, seperti penjelasan berikut:
Charis: “AS adalah sejenis penyakit artritis, auto-imun, dimana sel-sel penjaga tubuh Anda menyerang diri sendiri. Sel-sel ini tidak bisa membedakan antara sel yang sehat dan sel yang sakit. Biasanya jikaterkena flu, sel penjaga dalam tubuh akan menyerang sel penyakit. Tapi dalam tubuh saya sel penjaga ini menyerang sel tubuh lain yang sehat. Bio agent membuat fungsi sel panjaga itu menjadi lumpuh. Akibatnya sistem kekebalan tubuh juga menjadi sangat lemah.  Artinya jika saya terkena flu dan masih dalam periode pengobatan bio agent, saya harus tinggal di rumah, karena penyakit flu ini dapat dengan mudah menjadi penyakit radang paru-paru (pneumonia) dengan cepat.”
PW: Apakah nyeri karena AS sangat dalam mempengaruhi kehidupan sehari-hari?
Charis: “Ya. Saat ini banyak terasa nyeri.  Seluruh tubuh. Jika tidak menggunakan bio-agent, nyeri itu makin bertambah parah. Ketika bangun hari ini rasanya saya terkena flu berat, rasa pegal, sakit, nyeri dan demam panas seperti api di seluruh tubuh. Artinya saya harus membatalkan rencana-rencana. Seharusnya saya akan makan malam bersama teman-teman malam ini tapi saya pikir tidak yakin akan dapat memenuhi undangan ini. Karena serangan ini menyerang semua sendi, otot-otot dalam tubuh saya harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasikan tugas sendi itu. Akibatnya otot-otot saya menjadi nyeri juga, yang pada gilirannya akan mempengaruhi cara saya bernapas. Beberapa hari lebih baik dari hari lain. Tapi bukan hari ini. Tapi saya tidak tahu kapan hari seperti ini akan terjadi. Sehingga menyulitkan saya bekerja dan memeuhi kewajiban sosial saya. Hal ini membuat saya merasa sangat  terkurung.”
Glenn Jones/Ikona Photography copyright 2014/2015
Charis: AS mempengaruhi lebih banyak orang dibanding MS (semua orang tahu apa itu Multiple Sclerosis). Bagian yang paling tersembunyi adalah AS sangat sukar didiagnosa. Tidak ada resep atau pengujian yang dapat mendeteksi AS pada tahap paling awal. Sejarah dalam keluarga, sejarah dari gejala-gejala, atau tes genetika (HLA-B-27) menunjukkan tidak semua punya gen HLA-B27 terkena AS tapi tidak setiap pasien AS hasil tes HLA-B27 menunjukkan nilai positif.  Gejala AS dapat meniru penyakit lain sehingga sangat sulit bagi dokter untuk memastikan bahwa Anda terkena AS. Pengaruh AS berbeda pada setiap orang. Saya percaya ada beberapa level AS yang berbeda.Beberapa orang dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa terlalu terpengaruh. Tapi pada beberapa orang dapat parah sehingga harus duduk di kursi roda, selalu merasa nyeri setiap hari dan didampingi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Saya pikir saya di posisi tengah-tengah. Tapi ada bagian yang cukup membingungkan jika seseorang terkena AS; yaitu cerita setiap orang akan berbeda.”

“Saya tidak akan menyerah dan membiarkan penyakit ini menang.... Saya perlu memberikan pesan yang menginspirasi bahwa saya tidak akan menyerah dan para pasien AS lain juga tidak harus menyerah.”

PW: Apakah Anda mengalami kesulitan untuk menjelaskan kondisi Anda kepada orang lain?
Charis: Saya mendapat kejutan yang menyenangkan ketika mengunjungi beberapa praktisi kesehatan yang mendengar tentang AS. Bahkan lebih menakjubkan lagi ketika bertemu dengan seseorang yang bukan hanya pernah mendengar namanya tapi benar-benar paham akan penyakit ini. Kami jauh dari kondisi ketika datang ke praktek dokter dan orang-orang langsung tahu sakit apa yang kami derita dan bagaimana menanganinya.  Saya pikir yang membuat AS menjadi penyakit yang semakin sulit dikenal adalah karena orang-orang dalam dunia pelayanan medis pun tidak tahu banyak soal AS ini. Saya rasa jika Anda terkena penyakit kronis peranan Anda bukan hanya sebagai pasien dan menyerahkan semuanya kepada dokter atau pihak rumah sakit tapi mengambil peranan proaktif sebagai pemimpin dan para dokter dan praktisi kesehatan sebagai partner dalam suatu tim untuk merawat penyakit Anda.  
Charis: “Saya memimpin kelompok pendukung (support group) untuk spondyloarthritis. Kami selalu up-to-date terhadap kondisi kesehatan kami sendiri. Kami bertemu sekali sebulan. Memang sibuk dan banyak yang harus dikerjakan, tapi manfaatnya setara. Saya memiliki keluarga spondylitis karena hanya kami yang tahu apa yang terjadi dengan satu sama lainnya. Sulit mengatakan kepada Anda betapa berharga dan berartinya berada satu ruangan dengan orang-orang dan berbicara tentang sesuatu yang tidak usah Anda jelaskan lagi asal-usulnya.  Saya dapat mengatakan bahwa “Saya merasa nyeri di bagian ini” dan yang lain mengatakan “Ya, saya juga kena di bagian itu minggu lalu”. Bukannya orang yang bertanya” Mengapa bisa nyeri di bagian itu?”.  Grup ini disponsori Spondylitis Association. Ketika saya didiagnosa saya tahu saya perlu kelompok pendukung dan ketika saya mencari tidak ada satupun disini [Sacramento]. Jadi masakan saya tidak memulainya? Kami sudah memulai selama satu setengah tahun. Saya tahu bahwa saya memang unik dalam dalam perjuangan saya karena yang benar-benar memotivasi saya dan memberi saya harapan adalah melakukan  advokasi; kelompok pendukung dan berbicara di depan lembaga legislatif California tentang kesehatan. Saya merasa diri saya powerful (diberdayakan) tapi saya sadar; bukan itu yang diinginkan semua orang, tapi mereka hanya menginginkan seseorang yang memahami, dimana mereka dapat berbicara.”
Charis: Apa yang membantu saya [meskipun saya tidak berkata bahwa ini akan membantu setiap orang] dan terus menerus membantu saya adalah menjadi sangat terbuka dengan cerita saya dan pengalaman diri saya kepada semua orang. Khususnya kepada orang-orang yang terdekat dengan saya karena merekalah yang akan menjadi para pendukung terbesar dan advokat saya. Tapi itulah diri saya. Tidak setiap orang mau berbicara tentang kesehatan mereka secara terbuka. Jadi carilah grup pendukung Anda sendiri di lokasi Anda, cari orang yang bisa Anda ajak bicara dan sudah / sedang melalui hal yang sama. Saya pikir setiap orang yang berurusan dengan penyakit kronis harus mencari orang yang dapat dijadikan mentor. Jadi Anda tidak berada di jalan sendirian. The Spondylitis Association of America dapat membantu Anda menemukan support group di area Anda.”
Charis: Saat ini saya belum melihat adanya kemungkinan sembuh total dalam hidup saya. Tapi saya pikir dengan lebih banyak riset khususnya tentang apa yang memicu AS akan sangat membantu jenis terapi seperti apa yang diperlukan untuk menangani penyakit ini. Yang benar-benar sangat mengagumkan bagi saya adalah seseorang dimanapun ia berada dapat menemukan bukan hanya cara memperlambat perkembangan AS tetapi cara menghentikan kemajuan AS. Karena saat ini saya sangat takut akan masa depan saya. Saya tahu bahwa kondisi saya akan selalu lebih buruk karena ini adalah penyakit degeneratif dan progresif. Saya tahu kondisi saya tidak akan lebih baik dibanding sebelum terkena AS. Jadi rasanya hidup saya semakin merosot dari hari ke hari. Saya tidak dapat bekerja dan menunggu sampai pensiun untuk melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan. Saya rasa perlu melakukannya sekarang karena saya tidak tahu sampai kapan tubuh saya akan tidak mampu mengurus diri sendiri. Saya tidak punya pilihan tapi hidup hanya untuk hari ini karena saya tidak tahu kerugian seperti apa yang akan terjadi besok.  Jika seseorang dapat menghentikannya, saya akan tahu seperti apa tubuh saya di masa depan; sehingga saya dapat merencanakan masa depan karena tahu harapan seperti apa yang diinginkan. Saya pikir semakin banyak orang yang membagikan cerita masing-masing semakin baik kita memberikan pemahaman kepada orang lain hal-hal yang sedang kita jalani saat ini.”:
Charis:  “Saya tidak akan membiarkan penyakit ini menang. Meskipun terasa baik hari ini dan tidak terasa baik esoknya, saya perlu memberikan pesan yang menginspirasi bahwa saya tidak akan menyerah dan pasien AS lain juga tidak akan menyerah.”
Jika Anda ingin melihat hal-hal menakjubkan lainnya yang terjadi pada wanita yang menjadi jurubicara AS yang menakjubkan ini, ikuti dia di twitter dan Instagram @forestfirebears.

Penerjemah: Stephanus Tedy R.

STAND TALL Jilid -1

STAND TALL Jilid -1
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

PESAN BUKU STAND TALL ! JILID 1 DAN 2 DI TOKOPEDIA

STAND TALL Jilid- 2

STAND TALL Jilid- 2
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

BELI BUKU STAND TALL ! 1 SET DI BUKALAPAK.COM