Pasien AS perlu makanan sehat anti radang

Jenis makanan dan minuman Anti Radang khusus pasien AS dan makanan pantangan dapat di baca pada buku AS jilid 2 Bab 19.

Perlunya Relasi yang Harmonis dengan Pasangan atau Anggota Keluarga lainnya

Hidup damai dan minim konflik akan membuat pasien AS lebih jarang mengalami rasa nyeri. Hidup sering bertengkar dan penuh konflik membuat tubuh menghasilkan hormon kortisol (hormon stress) yang memicu timbulnya stress dan menjadi jalan untuk AS menjadi kambuh dan bertambah nyeri.

Berolahraga yang Cukup dan Benar

Berenang, Senam AS, Yoga, Pilates, Bersepeda Statis, Jalan Kaki serta olahraga Low Impact lainnya merupakan olahraga yang baik bagi Pasien AS. Diskusikan dengan dokter yang merawat Anda.

Gaya Hidup Aktif Fisik dan Mental

Masalah utama dalam AS adalah rasa nyeri dan kekakuan tubuh. Gaya Hidup aktif secara fisik dan mental akan membantu tubuh dalam memerangi AS. Menjaga postur tubuh yang baik dan tegak akan membantu pasien AS hidup dengan pikiran lebih positif dan berkualitas.

Porsi Sayur Segar dan Buah Segar lebih banyak daripada Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan untuk energi. Tapi menurut penelitian dr. Alan Ebringer, komposisi karbohidrat tinggi dalam diet akan memicu timbulnya peradangan yang lebih aktif. Karena karbohidrat merupakan makanan utama bakteri klebsiella yang merupakan salah satu dari banyak pemicu timbulnya peradangan dalam AS.

Apakah yang menjadi gejala dan ciri khusus Ankylosing Spondylitis ?

Apakah yang menjadi gejala Ankylosing Spondylitis dan ciri khusus apakah yang membedakan AS dengan sakit pinggang atau sakit punggung yang lain?
Penyakit AS adalah penyakit progresif. Artinya, jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik, maka dengan bertambahnya waktu, gejala-gejalanya akan menjadi semakin memburuk. Secara khusus, nyeri mulai dirasakan pada area panggul dan pinggang bagian bawah. Berbeda dengan nyeri yang biasa menyerang pinggang atau nyeri punggung lainnya, nyeri AS semakin memburuk setelah beristirahat atau ketika bangun tidur. Tapi nyeri akan berkurang atau membaik jika habis berolahraga atau aktif bergerak.

Sumber: http://www.stemrx.in/images/as1.jpg

Secara khusus, nyeri akan datang bertahap. Sekali penyakit AS ini menetap, akan terjadi pola dengan periode khusus dimana pada satu periode kondisi tubuh baik dan periode lainnya gejala memburuk. Gejala peradangan, nyeri, kaku dan ketidaknyamanan akan datang dan pergi. Tapi setelah beberapa tahun, jika dibiarkan peradangan akan merambat naik ke tulang belakang. Perlahan-lahan akan mengakibatkan nyeri yang semakin kuat dan membuat gerakan menjadi lebih terbatas.
Gejala-gejala AS tidak sama pada setiap orang. Berikut beberapa varian gejala yang mungkin terjadi (mohon jangan stress ketika membaca bagian ini):
  • · Ketika tulang belakang bagian bawah mulai kaku dan menyatu: Pasien AS tidak dapat menyentuhkan jari-jarinya ke permukaan lantai dari posisi tubuh berdiri.
  • ·  Ketika rasa nyeri dan kekakuan meningkat: Pasien AS mulai kesulitan untuk tidur dan diganggu oleh kelelahan.
  • ·  Jika tulang rusuk sudah terkena: Pasien AS mungkin kesulitan untuk menarik napas dalam-dalam.
  • ·  Jika AS sudah menyebar lebih jauh pada area tulang belakang: Tergantung postur tubuh ketika terjadi penyatuan. Jika sering tidak menjaga postur tubuh, pasien AS akan mungkin memiliki postur tubuh yang bungkuk. Jika menjaga postur selalu tegak, pasien AS mungkin tidak terlalu bungkuk.
  • ·  Jika AS sudah mencapai ruas tulang belakang atas (servikal): pasien AS mulai sulit menggerakkan leher ke kiri dan ke kanan (menoleh) atau ke atas (mendongak) dan ke bawah (menunduk).
  • · Jika peradangan sudah mempengaruhi tulang panggul, lutut dan pergelangan kaki: pasien AS mungkin merasakan nyeri dan kekakuan di lokasi tersebut.
  • · Jika peradangan sudah menjalar ke kaki: pasien AS mungkin akan merasa nyeri di tumit dan bagiah telapak kaki.
  • · Jika peradangan memperngaruhi pencernaan: pada pencernaan pasien AS mungkin akan timbul kejang perut atau diare, kadang-kadang dengan diare atau lendir pada faeces.
  • · Jika peradangan mempengaruhi mata: pasien AS tiba-tiba terkena sakit mata, sensitive terhadap cahaya, dan pandangan menjadi kabur. Jangan tunda. Segera hubungi dokter Anda. Hal ini sangat penting. Tanpa perawatan mata yang memadai, peradangan mata (uveitis) dapat mengarah kepada kebutaan permanen.


Jika mengalami salah satu dari gejala-gejala yang disebutkan di atas, dan sebelumnya pasien belum pernah mengalaminya; segera hubungi dokter rematologi dan spesialis yang terkait.

Jika HLA-B27 positif, berapa besar kemungkinan saya terkena penyakit ini?


Jika orang tua, saudara atau saudari memiliki spondilitis, dan saya ketika dites darah menunjukkan hasil positif untuk gen HLA-B27, berapa besar kemungkinan saya terkena penyakit ini? 

Jika anggota keluarga memiliki spondilitis dan Anda ketika dites darah menunjukkan hasil positif untuk gen HLA-B27 dan usia Anda di bawah 40 tahun, maka kesempatan Anda untuk mendapatkan penyakit tersebut meningkat hingga 20%. Jika usia Anda lebih dari 40 tahun, kesempatan Anda untuk mengembangkan spondylitis sangat rendah. Jika Anda memiliki ankylosing spondylitis, kemungkinan ankylosing spondylitis tersebut diwariskan kepada anak-anak Anda relatif rendah. Ada kemungkinan kira-kira 50% bahwa seorang anak akan mengembangkan gen HLA-B27 jika kedua orangtua juga positif. Tapi walaupun sudah positif HLA-B27, hanya sebagian kecil dari anak-anak tersebut akan mengembangkan ankylosing spondylitis.

Gen HLA-B27, maksudnya apa sih?

Hipotesa dari model molekuler struktur rantai berat homodimer gen HLA-B27.

Domain alpha 1, 2, and 3 dari dua molekul HLA-B27 ditunjukkan dalam bentuk pita yang terikat oleh peptida.

Sumber: McMichael and Bowness Arthritis Res 2002 4(Suppl 3):S153-S158   doi:10.1186/ar571

Seorang teman menunjukkan hasil tes darah HLA-B27 positif tapi tidak terkena AS. Saya HLA-B27 negatif tapi terkena AS. Ada penjelasan?

HLA-B27 adalah gen yang normal ditemukan pada 8% dari populasi umum. Secara umum, tidak lebih dari 2% dari orang yang lahir dengan gen ini pada akhirnya akan mendapatkan spondylitis. Gen itu sendiri tidak menyebabkan spondilitis, tetapi orang-orang dengan HLA-B27 lebih rentan untuk mendapatkan spondylitis.

Apakah Postur Pasien AS yang bungkuk bisa diperbaiki?

Bisa.
Dengan syarat penyatuan tulang belum parah.
Ini salah satu buktinya:


Kondisi fisik Denny Hermawan saat ini, pasien AS sejak remaja (SMP).

Apakah yang menjadi penyebab Ankylosing Spondylitis?


Meskipun penyebab pasti dari ankylosing spondylitis tidak diketahui, kita tahu bahwa unsur genetika memainkan peran kunci. 

Kebanyakan orang yang terkena ankylosing spondylitis juga memiliki gen yang menghasilkan "penanda genetik" ("genetic marker") - dalam hal ini, protein - yang disebut HLA-B27. Penanda ini ditemukan pada lebih dari 95% dari orang-orang keturunan Eropa dengan ankylosing spondylitis. Namun, para ilmuwan sadar bahwa gen lain, didukung faktor lingkungan yang memicu, seperti infeksi bakteri klebsiella, diperlukan untuk memulai proses ankylosing spondylitis pada orang yang rentan.

Jangan Pernah Menyerah !


Vladimir Kramnik

Adalah Grandmaster (GM) catur dari Russia (Lahir: 25 Juni 1975). Menjadi Juara Dunia Catur Klasik tahun 2000 – 2006, setelah menundukkan GM Garry Kasparov, rekan senegara sekaligus mentornya. 

Sebelumnya, dalam usia yang sangat muda ia menjadi pemain terbaik dan mendapat 3 medali emas di Olimpiade Catur di Manila (pemain cadangan, 1992; usia 17 tahun), Moskow (Papan 2, 1994; usia 19 tahun) dan Yerevan (Papan 2, 1996; usia 21 tahun).

Selain itu, 4 kali ia memimpin tim Negara Rusia dengan bermain di papan pertama tahun 2006, 2008, 2010, 2012. 

Ditengah kepopuleran menjadi Juara Dunia Catur Klasik, ia terdiagnosis terkena Ankylosing Spondylitis (AS) tahun 2003, ketika berumur 27 tahun. 

(Photo courtesy © of Chessbase Magazine)
Kramnik ketika sedang remisi, mengikuti Corus Chess Tournament Januari 2005 di Swiss.


Ia mampu menjadi Undisputed World Chess Champion yaitu Juara Dunia gabungan dua organisasi catur: FIDE (Fédération internationale des échecs atau World Chess Federation) dan PCA-Professional Chess Association tahun 2006 -2007. Saat itu ia sedang dalam perawatan AS.

Tanggal 13-29 Januari 2006 ia terpaksa drop-out dari turnamen Super Grandmaster di Wijk Aan Zee, Belanda karena AS-nya kambuh (flare-up). Semula ia tidak mau membicarakan soal penyakitnya. Tapi karena ia orang yang sangat terkenal di dunia catur, sikap diamnya itu menimbulkan spekulasi bahwa ia terkena kanker dan lebih parah; ia dituduh terkena AIDS.[i]

Tidak tahan dengan tuduhan itu, 1 Mei 2006 Kramnik angkat bicara dan mengirimkan surat pengunduran diri resmi dan dimuat oleh majalah berita catur ChessBase.[ii]


“I would like to inform the chess community that due to health problems I shall not be able to participate in the Corus Chess Tournament 2006.

A couple of years ago a form of arthritis was diagnosed. This disease causes painful inflammation in the joints. Unfortunately since that time, the symptoms have started to appear more often and with greater severity.

A new recent crisis makes it necessary to undertake serious clinical treatment. Solving the present problem within a few months will allow me to come back and enjoy competitive chess at the highest level.

I want to stress clearly, that – as always – I am eager to continue and enhance my chess career. There are still many goals to achieve.”

~ Vladimir Kramnik


(Photo courtesy © of Chessbase Magazine)

Kramnik ketika sedang flare-up (kondisi AS memburuk) di turnamen catur turnamen Superfinal di Moscow, Russia, 2005. Ia tidak sempat menyelesaikan turnamen karena mengundurkan diri.


Selama flare-up, Kramnik beristirahat selama 3 bulan (ciri khas seorang pasien AS).

Empat bulan kemudian, September 2006, ia mulai aktif kembali dan melakukan dwitarung reunifikasi (reunification match) melawan Juara Dunia FIDE saat itu, Veselin Topalov dari Bulgaria.

Ia berhasil merebut gelar Juara Dunia kembali. 

Latest news: Per tanggal 25 September 2013 di website http://www.2700chess.com/, Kramnik menduduki posisi ranking 2 dunia (Elo rating 2796) di bawah penantang Juara Dunia: anak ajaib Magnus Carlsen (Elo rating 2870).


[i] Vladimir Kramnik: Actually I don’t like to speak about it, and I probably would not do so in this case. But as you probably know there were a lot of rumours at one point. AIDS and cancer were the mildest things I was supposed to have. So I thought that it might be time to explain to people what was the real problem. Selengkapnya silahkan baca wawancara Kramnik dengan wartawan dari majalah ChessBase di link berikut: 


http://www.kramnik.com/eng/interviews/getinterview.aspx?id=77

[ii] Kramnik drops out of Wijk Super-Tournament; 5.1.2006 - Classical chess world champion Vladimir Kramnik will not be playing in the Corus Tournament in Wijk aan Zee (13-29 January 2006). In a statement issued today Kramnik cites a health crisis that makes it necessary for him to undertake serious clinical treatment. It will take a few months before he can return to normal competitive chess. Press statement. Berita selengkapnya di link: http://en.chessbase.com/home/TabId/211/PostId/4002846

Kesaksian Denny Hermawan




Saya dilahirkan sebagai anak tunggal. Bermain basket dan sepak bola sudah menjadi hobby saya sejak SD. Tahun 2005, saat duduk di bangku SMP, saya sudah menempati posisi pemain inti di tim basket sekolah dan tim basket klub lokal di kota tempat tinggal saya (Surabaya), sehingga saya semakin bersemangat dalam menekuni hobby basket ini.
Setiap hari seusai jam sekolah saya sering mengalami beberapa cedera. Setelah dua tahun rutin berlatih basket, pada suatu hari (tahun 2006) timbul nyeri pada lutut dan tendon achilles. Saya masih memaksakan diri untuk bermain basket karena saya sangat mencintai olahraga ini dan memiliki impian saya untuk menjadi atlet basket profesional. Nyeri pada lutut dan kaki itu saya tahan demi bermain basket. Tapi saya menyimpan hal ini untuk diri saya sendiri.
Dengan berlangsungnya waktu, nyeri yang awalnya hanya terasa pada saat saya selesai berlatih basket, mulai mengganggu aktifitas saya sehari-hari. Saya mulai merasa kesulitan untuk melangkah terutama saat menaiki anak tangga di gedung sekolah. Aktifitas bermain basket yang rutin saya lakukan sepulang sekolah, terpaksa saya hentikan untuk sementara tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada kaki saya. Saya berharap dengan istirahat sejenak dari aktifitas sehari-hari dapat mengembalikan kondisi tubuh saya kembali normal.
Setelah tiga bulan nyeri tersebut timbul di kaki saya, kondisi tubuh saya semakin memburuk. Saya mulai sering absen di sekolah. Saya harus berhadapan dengan rasa sakit setiap harinya dan terpaksa berhenti bermain basket secara total. Untuk berjalan saja, rasanya sulit sekali. Impian saya untuk menjadi atlet basket professional dengan sangat terpaksa saya kubur dalam-dalam. Hati saya hancur.
Lama-kelamaan postur badan saya yang semula tegak mulai menjadi bungkuk dan kaku. Setiap hari, saya memulai kegiatan dengan rasa nyeri yang luar biasa. Untuk berjalan dari kasur ke toilet saja, saya tidak bisa. Sehingga terpaksa berhenti sekolah hampir selama 1 bulan. Saya tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuh saya. Kedua orang tua saya pun bingung dan sempat stres melihat kondisi saya pada saat itu.
Beruntung saya dilahirkan di keluarga yang cukup keras dan disiplin. Kedua orang tua selalu menekankan agar saya selalu disiplin dalam segala hal khususnya bidang pendidikan. Seberat apapun rasa nyeri yang saya hadapi di pagi hari, setiap hari orang tua tetap mendorong saya untuk pergi ke sekolah. Ya, saya pergi ke sekolah dengan postur tubuh yang bungkuk dan cara berjalan yang aneh. Sampai di sekolah pun, saya hanya bisa duduk di kelas, karena sulit bagi saya untuk berjalan dengan rasa nyeri yang luar biasa pada kedua kaki saya.
Tidak hanya menderita secara fisik, saya pun harus rela diejek dan dicemooh oleh orang-orang di sekitar saya pada saat itu. Bayangkan saja, sebagai anak SMP yang seharusnya aktif dan lincah, saya justru kesulitan berjalan dan bungkuk. Akibatnya saya menjadi bahan hinaan. Ejekan dan tertawaan teman-teman di sekolah sudah menjadi makanan keseharian saya.
Sebagai anak yang mulai memasuki usia remaja, saya mulai tertarik pada lawan jenis. Beberapa kali saya mencoba untuk mendekati teman wanita di kelas, tapi gagal. Dengan kondisi fisik saat itu, sangat sulit untuk memiliki sahabat, apalagi teman wanita. Bahkan ada beberapa teman wanita yang sempat melontarkan ejekan akan postur tubuh saya saat itu. Bertambah hancur hati ini rasanya.
Ujian mental yang harus dihadapi masih berlanjut. Bukan hanya di lingkungan sekolah; tetapi juga menerima berbagai ejekan dari keluarga besar. Dilahirkan sebagai anak tunggal, saya memiliki beban yang cukup berat, karena kelak saya akan bertanggung jawab penuh terhadap kedua orang tua saya. Hampir seluruh keluarga besar saat itu menganggap saya hanyalah anak tunggal yang merepotkan dan membebani kedua orang tua. Sebagai anak, saya merasa sangat bersalah. Bukannya menjadi anak yang berguna bagi orang tua, saya justru menjadi beban dengan penyakit saya. Dan lebih menyedihkan, saat itu saya dan keluarga tidak mengetahui apa nama penyakit yang begitu kejam menyiksa diri saya ini, sehingga membuat tubuh menjadi bungkuk dan sulit berjalan.
“My world was turned upside down”.  Hidup saya berubah total pada saat itu. Turun derajat dengen kecepatan tinggi. Dari pemain inti tim basket sekolah yang memiliki impian menjadi atlet basket profesional, menjadi anak cacat dan bungkuk yang harus menghadapi nyeri luar biasa serta ejekan setiap hari. Setiap hari saya hanya bisa merenung sendiri di kamar. ”What happen with me?” “What happen with my life?” Mengapa saya? Saya saat itu masih belum mengerti  apa penyebab rasa nyeri yang luar biasa ini. Ada yang bilang terkilir. Ada yang bilang asam urat. Saat itu saya menganggap diri saya terkena kutukan.
Hampir setiap minggu saya pergi ke dokter spesialis yang berbeda-beda. Mereka hanya memberi saya painkiller serta beberapa jenis vitamin yang dapat meredakan nyeri untuk beberapa hari saja. Berbagai jenis terapi dan pengobatan alternatif pun juga sempat saya jalani. Namun tiada hasil. Setiap pagi saya harus memulai hari dengan rasa nyeri yang luar biasa.
Saya mungkin jatuh sampai ke titik terendah pada saat itu. Hingga suatu hari saya akhirnya bangkit dan bertekad “Saya tidak boleh kalah oleh penyakit ini! Saya tidak boleh membiarkan penyakit ini menghancurkan hidup saya!”
Saya sangat bersyukur dilahirkan dalam keluarga yang keras dan disiplin. Setiap hari saya terbiasa untuk memaksakan diri menghadapi rasa sakit dan menjalani aktifitas sehari-hari layaknya manusia normal. Hampir setiap hari saya mengkonsumsi painkiller, tanpa mengetahui apapun tentang penyakit yang diderita. Satu hal yang saya tahu: painkiller ini dapat menghilangkan nyeri yang mengganggu saya beraktifitas. Jika tidak diminum sehari saja, saya seperti orang lumpuh. Tidak bisa bergerak.
Karena dokter yang menangani kurang pengetahuan, mereka tidak bisa mendiagnosis nama penyakit saya. Saya dan keluarga kebingungan. Dengan berat hati, saya harus mengkonsumsi painkiller setiap hari tanpa mengetahui nama penyakit yang diderita. Rasanya menghadapi tembok. Tapi waktu itu, tidak terpikir untuk mencari tahu apa nama penyakit yang sebenarnya ada pada tubuh saya. Saya hanya berusaha menjalani hidup saya selayaknya manusia normal. Menjadi sukses dan membahagiakan kedua orang tua saya serta berguna bagi orang di sekitar saya.
Setelah lulus dari bangku SMP pada tahun 2007, saya mulai mencoba berolahraga kebugaran/fitness di pusat pengolahan tubuh (gym). Kedua orangtua mendorong dan mendukung secara penuh. Mereka berharap, dengan rutin berolahraga di gym dapat membantu untuk mengembalikan postur tubuh saya menjadi normal kembali.
Ternyata sewaktu berolahraga di gym, tidak seperti yang saya bayangkan. Saya kesulitan menggunakan alat-alat di gym, karena postur tubuh yang gendut dan bungkuk. Banyak orang lain di gym mulai membicarakan bahkan menjelek-jelekkan postur tubuh saya. Selesai berolahraga, biasanya saya selalu merasa nyeri.
Dengan tekad yang kuat untuk mendapatkan postur tubuh ideal, saya rajin berolahraga di gym. Saya menjalankan pola makan dan pola hidup sehat. Konsisten melakukan weight training dan berenang. Setelah berolahraga saya rutin melakukan streching.
Hingga saat ini, saya sudah rutin berolahraga di gym selama 5 tahun. Tetapi perlu waktu sekitar 3 tahun untuk menurunkan berat badan saya yang overweight sampai mendapatkan postur tubuh yang cukup ideal. Setelah 3 tahun itulah saya baru mengetahui nama penyakit yang ada pada tubuh saya. Namanya keren dan cukup menakutkan: Ankylosing Spondylitis.
Selama proses transformasi tersebut, saya selalu menanamkan pada diri saya “Winners never quit, Quitters never win.” Saya tidak akan pernah menyerah dengan apapun yang membatasi dan menghalangi saya dalam mengubah postur tubuh saya. Banyaknya ejekan yang ditujukan pada postur tubuh juga bukan merupakan alasan bagi saya untuk menyerah. Saya selalu menganggap bahwa semua ejekkan itu ibarat batu yang dilemparkan ke jalan tempat saya berpijak, dan saya tidak akan membiarkan batu itu menjadi tembok yang menutupi jalan melainkan sebagai batu pijakan dimana melalui ejekan-ejekan tersebut saya dapat menjadi orang yang lebih baik.
Proses untuk mengubah postur tubuh menjadi lebih baik memang susah dan cukup menyiksa. Tetapi tidak ada sukses tanpa kerja keras. Batu harus diasah untuk dapat menjadi berlian yang indah. Begitu juga tubuh kita.
Tuhan merancang sistem kehidupan ini untuk kebaikan kita. Dia tidak akan menuntun umat-Nya ke jurang, Dia akan selalu menuntun umat-Nya ke padang rumput yang hijau meskipun kadang harus melalui jalan yang sempit dan berliku.
Saya sempat down dalam hidup saya, mengubur dalam-dalam mimpi saya untuk membanggakan kedua orang tua saya dengan menjadi atlet basket. Saya sempat beranggapan bahwa penyakit ankylosing spondylitis ini adalah kutukan dalam hidup saya. Tetapi Tuhan memberikan jalan-Nya bagi saya untuk mewujudkan mimpi saya. Sejak saya memutuskan untuk tidak menyerah dan selalu berpikir positif, saya dapat melawan penyakit ini.


Kisah perjalanan saya dalam membentuk tubuh ideal pernah dimuat di website L-Men:
Prestasi saya sejauh ini adalah TOP 30 di audisi L-Men Of The Year 2012 Kota Surabaya, TOP 30 di audisi L-Men Of The Year 2012 Kota Makassar, dan Semifinalis Nasional Men’s Health Be Our Cover 2012. Saya juga berperan aktif menjadi ketua di L-Men Community Surabaya.
Satu hal yang dapat membuat saya dapat melawan penyakit ini dan menjadi manusia yang lebih baik adalah “Tidak pernah menyerah”. Jangan pernah menyerah dalam menghadapi penyakit ini, karena Tuhan tak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita.


Kesaksian Stephanus Tedy




Agustus 2002, ada seorang pria berumur 32 tahun 10 bulan. Ia divonis seorang dokter ortopedi di sebuah rumah sakit Internasional terkena penyakit Ankylosing Spondylitis (AS).

AS adalah sejenis penyakit rematik yang diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh (immune system) menyerang balik. Banyak faktor yang menjadi pemicu, tetapi sumber penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara persis. 

Sistem kekebalan tubuh sebenarnya berfungsi menyerang segala kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga tubuh kita tetap sehat. Terlindungi.

Tetapi ada yang salah secara genetis. Sehingga sistem di tubuh pria itu salah mengkode. Sistem kekebalan tubuh bukannya melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit, tetapi malah menyerang persendian ruas tulang belakang. Sistem kekebalan tubuh yang salah kode itu jika menyerang sistem persendian kaki, tangan dan jari akan menjadi Rheumatoid Arthritis (RA). Jika menyerang kulit akan menjadi Psoriasis. Jika menyerang syaraf myelin di lapisan otak akan menjadi Multiple sclerosis (MS). Jika menyerang banyak sistem dalam tubuh akan menjadi Systemic Lupus Erythematosus.

Tulang belakang yang diserang, otomatis membuat mekanisme pertahanan diri (self defence mechanism). Tubuh akan membunyikan alarm, dan menandainya sebagai kuman penyakit. Sistem otak otomatis memerintahkan tubuh melepaskan hormon prostaglandin. Hormon prostaglandin mengakibatkan rasa nyeri, bengkak, kemerahan dan rasa panas pada bagian yang terkena. Itulah peradangan / inflamasi.

Pada orang yang normal, di setiap bagian ruas tulang belakang ada jarak yang memisahkan antar ruas. Dilapisi semacam spons yang berfungsi meredam segala getaran. Karena diserang, tulang belakang berusaha melindungi dan menumbuhkan tulang baru yang akhirnya menutup jarak antar ruas tersebut. Ruas tulang yang seharusnya ada jarak menjadi menyatu/menempel. Ketika ruas itu menyatu, timbul kekakuan. Lama-kelamaan, orang yang terkena jadi susah menengok ke kiri dan ke kanan. Atau menundukkan kepala ke atas atau ke bawah. 

Proses penempelan tulang yang tidak semestinya itu menimbulkan rasa nyeri dan peradangan. Untuk mengatasi rasa nyeri dan peradangan, dokter meresepkan obat pereda nyeri dan anti peradangan bernama Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID), yang biasa disebut painkiller.

Ketika sehat, si pria memiliki tinggi badan 183 cm dan rajin bermain olahraga bola basket. 

Karena adanya penempelan di ruas tulang belakang, lama-lama tubuhnya jadi membungkuk. Berkurang menjadi 175 cm. Skoliosis[1] juga membuat badannya agak miring ke kanan. Ia menjadi lemah seperti kakek-kakek. Jalan jadi susah. Nyeri setiap kali melangkah. Baru berjalan puluhan meter, tulang pangkal paha / panggul (sacro-iliac) sangat nyeri dan rasanya mau copot. Naik tangga merupakan siksaan yang sangat berat. Jika melihat tangga dan tidak ada jalan lain, seringkali ia berdoa memohon kasih karunia Allah, agar diberi kekuatan untuk sampai di lantai atas. Dan setelah sampai dilantai atas sekali lagi ia memohon anugerah Allah, supaya tetap bisa berdiri, melangkah dan tidak terjatuh. 

Seringkali ia terbangun ditengah tidur malam dan melalui malam berkepanjangan tidak bisa tidur dan beristirahat dengan baik karena rasa nyeri, panas dan kaku di sekujur tubuh. 

Karena kurang tidur, tubuhnya tidak bisa meregenerasi sel dengan sempurna. Akibatnya penyakit menjadi tambah parah. Secara mental ia terpukul, karena dokter memvonis penyakit itu tidak bisa disembuhkan (ia juga sudah meriset di internet). 

Fisiknya menjadi terbatas. Banyak hal yang dulunya bisa dilakukan menjadi tidak bisa lagi.

Suatu hari ketika penyakitnya progress, dia tetap bekerja. Karena kelelahan, ia pulang dan jatuh tertidur. Si pria lupa minum painkiller. Tidak menyadari obatnya habis. Tengah malam dia terbangun. Otot-otot leher, punggung, pinggang yang kaku menarik begitu kuat. Rasa nyeri yang hebat sangat terasa di tulang belakang bagian bawah dan sekujur tubuhnya. Begitu hebatnya rasa nyeri itu, sehingga si pria ingin mati. Dalam kesakitan dan putus asa, ia berdoa supaya Tuhan mengambil nyawanya. 

Beruntung sekali, doa dalam situasi kesakitan dan depresi itu tidak dikabulkan Tuhan. Jika dikabulkan, tentu Anda tidak dapat membaca buku ini. J

Berkat doa dan dukungan isteri, anak, saudara, keluarga, teman-teman kelompok pendukung membuat ia tetap kuat. Mukanya ceria dan penuh harapan. Tanpa didorong-dorong, ia melakukan pekerjaannya dengan rajin dan penuh semangat. 




Pada bulan Pebruari 2012 ia mendengar tentang terapi bio-agent / Anti-TNF-alpha. Selama 4 bulan, ia menyelidiki secara mendalam plus-minus dari terapi bio-agent. Akhirnya, atas anugerah Tuhan dan dukungan keluarga yang mengasihinya, pada bulan Juni 2012 ia mendapat kesempatan untuk melakukan 4 sesi terapi Remicade (infliximab). 


And the life goes on. Sampai sekarang, walaupun rasa nyeri kadang datang dan pergi, pria itu hidup dengan penuh semangat dan bersukacita. Ia menyetir mobil sendiri dan dapat bekerja mandiri tanpa kesulitan. Hidup menjadi lebih berarti dan menjadi indah, lebih daripada sebelumnya. Karena ia menyadari dengan pengetahuan dan sikap yang tepat; orang yang terdiagnosis terkena AS, tetap bisa menang melawan AS. Rasa bersyukur membuat ia selalu memberikan energi dan nilai tambah pada setiap orang yang ditemuinya. 

Banyak sekali konsep buku yang sudah di taruh Tuhan di dalam hatinya ketika ia terbaring kesakitan selama beberapa bulan karena AS. Jika Tuhan menghendaki dan memberi kesempatan, semua konsep itu akan ditulisnya. Supaya bisa menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia, dan seluruh dunia tanpa ia harus hadir. Setiap bangun tidur, terkadang di tengah rasa kaku dalam tubuh, ia selalu bersyukur dan berdoa. Supaya Tuhan memakai dirinya dengan luar biasa sehingga memuliakan nama Tuhan dalam hidupnya dan menjadi berkat bagi orang lain. 




[1] Skoliosis: suatu kondisi medis di mana tulang belakang seseorang melengkung dari satu sisi ke sisi lainnya.




STAND TALL Jilid -1

STAND TALL Jilid -1
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

PESAN BUKU STAND TALL ! JILID 1 DAN 2 DI TOKOPEDIA

STAND TALL Jilid- 2

STAND TALL Jilid- 2
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

BELI BUKU STAND TALL ! 1 SET DI BUKALAPAK.COM