Pasien AS perlu makanan sehat anti radang

Jenis makanan dan minuman Anti Radang khusus pasien AS dan makanan pantangan dapat di baca pada buku AS jilid 2 Bab 19.

Perlunya Relasi yang Harmonis dengan Pasangan atau Anggota Keluarga lainnya

Hidup damai dan minim konflik akan membuat pasien AS lebih jarang mengalami rasa nyeri. Hidup sering bertengkar dan penuh konflik membuat tubuh menghasilkan hormon kortisol (hormon stress) yang memicu timbulnya stress dan menjadi jalan untuk AS menjadi kambuh dan bertambah nyeri.

Berolahraga yang Cukup dan Benar

Berenang, Senam AS, Yoga, Pilates, Bersepeda Statis, Jalan Kaki serta olahraga Low Impact lainnya merupakan olahraga yang baik bagi Pasien AS. Diskusikan dengan dokter yang merawat Anda.

Gaya Hidup Aktif Fisik dan Mental

Masalah utama dalam AS adalah rasa nyeri dan kekakuan tubuh. Gaya Hidup aktif secara fisik dan mental akan membantu tubuh dalam memerangi AS. Menjaga postur tubuh yang baik dan tegak akan membantu pasien AS hidup dengan pikiran lebih positif dan berkualitas.

Porsi Sayur Segar dan Buah Segar lebih banyak daripada Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan untuk energi. Tapi menurut penelitian dr. Alan Ebringer, komposisi karbohidrat tinggi dalam diet akan memicu timbulnya peradangan yang lebih aktif. Karena karbohidrat merupakan makanan utama bakteri klebsiella yang merupakan salah satu dari banyak pemicu timbulnya peradangan dalam AS.

KATA PENGANTAR BUKU STAND TALL ! - 2


KATA PENGANTAR II

dr. Rudy Hidayat, Sp. PD-KR


P
ada saat pertama kali saya mendapatkan buku ini, saya sudah penasaran dengan isinya. Pertama, penulis yangbukan seorang profesional medis mencoba mengangkat topik suatu penyakit yang relatif jarang ditemui (atau jarang terdiagnosis) di masyarakat yaitu Ankylosing Spondilitis (AS). Merupakan tantangan yang tidak ringan bagi penulis untuk menjelaskannya dengan bahasa awam.
Hal ini berbeda jika menulis suatu penyakit yang sudah dipahami secara luas seperti diabetes melitus, hipertensi atau osteoporosis.
Yang kedua, buku ini ditulis dari perspektif masyarakat awam, dan kebetulan penulis adalah seorang pasien AS yang sangat paham dan mengalami sendiri sulitnya mengenali penyakit ini, merasakan seberapa hebat sakitnya, seberat apa kekakuannya, dan juga seberapa besar gangguan dalam aktifitas sehari-hari yang terjadi. 
Selanjutnya saat saya membaca Daftar Isi, saya merasa seperti memegang buku yang berisi tulisan sorang profesional medis yang berusaha menggambarkan suatu penyakit dari A sampai Z, tentu hal ini semakin menambah penasaran saya.
Secara keseluruhan setelah membaca buku ini, saya sangat tertarik dengan bagian-bagian awal buku ini yang bertutur tentang pengalaman penulis sendiri dari awal sakit sampai terdiagnosis, menjalani pengobatan dan hingga sukses mendapatkan jalan keluar dari sakitnya yang kronik. Sungguh pengalaman yang luar biasa yang tidak dapat saya temui di buku teks kedokteran sebelumnya, dan tentu akan sangat bermanfaat untuk dibagikan dengan pasien dan keluarga pasien, baik dengan penyakit yang sama maupun dengan penyakit kronik yang lain, yang seringkali juga menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang dilawan dengan sungguh-sungguh, upaya yang selalu dibarengi dengan doa, menjadi ramuan terbaik yang harus diyakini dan dijalankan oleh pasien dan keluarganya.
Pada bagian selanjutnya dari buku ini terdapat beberapa bab yang berisi materi yang bersifat “sangat ilmiah” baik tentang anatomi, penyebab, diagnosis dan terapinya, yang dengan segala keterbatasannya coba disajikan oleh penulis. Beberapa istilah medis coba diterjemahkan agar dimengerti oleh masyarakat awam, tapi memang tidak mudah dan kadang-kadang menjadi tidak tepat lagi. Namun bagi masyarakat awam materi yang disampaikan sudah lebih dari cukup, atau kalau malah bingung sebaiknya dikomunikasikan dengan dokter yang merawat.
Sebagai seorang professional medis saya akan sangat terbantu jika pasien saya telah lebih dahulu membaca buku ini, karena paling tidak pasien yang hendak berkonsultasi akan mempunyai dasar ilmu yang cukup tentang penyakitnya, dan tentu tidak akan menyita waktu terlalu lama saat konsultasi. Intinya saya juga senang kalau pasien saya juga pintar dan “smart” minimal tentang penyakitnya sendiri. Namun pesan saya yang penting ketika hendak mengaplikasikan semua pengetahuan yang bersumber dari buku ini, hendaknya tetap dikonsultasikan dengan dokter yang merawat. Hal ini mengingat spektrum penyakit, problem penyakit penyerta dan pertimbangan medis yang lain tidak dapat digantikan sepenuhnya dengan adanya buku ini.
Akhirnya, saya pribadi mengucapkan selamat kepada penulis yang telah berhasil menulis dan menuangkan pengalaman dan pengetahuannya, semoga bermanfaat untuk semua pihak yang berhubungan dengan AS, seperti yang diungkapkan oleh penulis, paling tidak jangan sampai terlalu banyak orang mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan. Dan yang terakhir saya juga mengucapkan terima kasih kepada penulis yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk memberikan kata sambutan pada buku yang luar biasa ini. 

Rudy Hidayat
Profesional Medis bidang Reumatologi

KATA PENGANTAR BUKU STAND TALL !

KATA PENGANTAR BUKU STAND TALL ! : MENGELOLA DAN MENAKLUKKAN ANKYLOSING SPONDYLITIS


B
uku ini sangat dianjurkan karena bermanfaat untuk dibaca tidak hanya oleh penderita AS tetapi juga oleh keluarga dan orang di sekitar penderita yang berminat belajar dan mengetahui lebih jauh tentang penyakit AS.
Yang paling penting adalah buku ini merupakan 'sahabat' yang membuat para penderita AS dan keluarganya tidak merasa 'sendiri' dalam mengalami, mengatasi dan mengelola penyakit ini.
Semangat kedua orang penulis buku ini patut dijadikan contoh bahwa tidak ada hal yang tidak dapat kita lalui selama diri kita sendiri  tetap berbesar hati dengan situasi apapun yang di"anugerah"kan oleh Allah kepada kita.
Ingat, buku ini bukan sebagai pengganti dokter, tetapi dapat membantu para penderita AS dan keluarganya dalam memahami latar belakang penyakit dan alasan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter, jadi tetap berkonsultasi dan memeriksakan diri anda ke dokter yang kompeten di bidang penyakit ini.

Lindawati Witjaksono

Dokter Gigi

Alamat praktek:
Jl. Bintaro Tengah Blok P1/20
Bintaro Jaya Sektor 1
Jakarta Selatan 
Tekp. 021-33163570

Dokter Rematologi

Dokter apa yang terbiasa menangani ankylosing spondylitis? 

Dokter spesialis yang terutama mendiagnosis dan menangani ankylosing spondylitis dan penyakit terkait disebut Konsultan Rematologi  atau lebih singkat: Rheumatologist. 
Di Indonesia biasanya ada tambahan gelar KR di belakang nama spesialiasinya. Misalnya dr. Rudy Hidayat, Sp PD. KR (dibaca: dokter Rudy Hidayat, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Rematologi). Konsultan Rematologi bertugas membantu para pasien dalam mengobati penyakit autoimun tertentu seperti berbagai jenis penyakit peradangan persendian (arthritis), gangguan nyeri otot dan osteoporosis. 
Ada lebih dari 100 jenis penyakit yang termasuk dalam kelompok autoimun ini, termasuk ankylosing spondylitis (AS), rheumatoid arthritis (RA), dan lupus
Profesional lainnya juga dapat membantu menterapi ankylosing spondylitis dan penyakit terkait seperti dokter spesilias ortopedi, dokter spesialis pencernaan, dokter spesialis mata, spesialis rehabilitasi medik, ahli terapis fisik, terapis okupansi, dll.

dr. Rudy Hidayat, Sp PD. KR
Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat
Selasa 08.00-09.00, Rabu 14.00-15.00, Kamis 08.00-09.00    

Jl. Pantai Indah Utara 3, Pantai Indah Kapuk 14460
021-5880911, 5885188
Senin 17.00-19.00, Kamis 17.00-19.00, Sabtu 13.00-15.00

STAND TALL Jilid -1

STAND TALL Jilid -1
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

PESAN BUKU STAND TALL ! JILID 1 DAN 2 DI TOKOPEDIA

STAND TALL Jilid- 2

STAND TALL Jilid- 2
Buku AS Bahasa Indonesia pertama di dunia. Untuk pemesanan buku POD-Print On Demand, silahkan hubungi penulis melalui menu header di sisi kanan atas situs ini.

BELI BUKU STAND TALL ! 1 SET DI BUKALAPAK.COM